Minggu, 21 Maret 2010

. . . . aku pun memilih




Entah itu
keputusan yang tepat atau tidak, tapi secara the Facto aku sudah tidak berada di tempat itu lagi. Tidak akan ada lagi lembur di akhir pekan atau tidur di kantor sembari berbaring di sofa nyaman dan menatap Televisi Flat 42 Inch.

Hampir lima bulan bergelut di kantor itu, dan batas akhirku pun tiba sudah.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan apapun. Ini adalah sebuah pilihan logis yang berangkat dari Impian besarku. Ini adalah seni untuk memilih takdir kita. Seperti itu Tzun Szu mengatakan.

Lima bulan berada ditempat itu, sejujurnya, aku sudah belajar banyak hal baru yang lumayan menarik menurutku. Bagaimana membuat Feastibility Study atau Studi kelayakan, Menyusun komposisi tata ruang, Mengukur Pola Ruang, Struktur Ruang dan aspek-aspke yang berkenaan dengan itu. Jujur saja, semuanya Menarik . . !!.

Tapi memang, sejak awal aku sudah meyakinkan diriku untuk tidak menjadikan tempat itu sebagai lanjutan karir untuk masa depan yang lebih jauh. Tempat itu, bagiku, hanya sebatas persinggahan sementara, sampai aku menemukan yang searah dengan ‘impian besarku’ selama ini.

Hingga kemudian yang kutunggu-tunggu itu datang juga. Setelah berdegup-degup khawatir selama beberapa waktu. Kepastian akan proyek Radio BaKTINEWS akhirnya kudapatkan. Konfirmasi ini kuperoleh hari jumat pekan lalu dari sahabat sekaligus supervisor-ku di tempat itu dulu, Mila Schwaiko. Dia, seorang Australia yang sudah menjadi warga Ubud Bali, menyampaikan bahwa proyek sederhana itu akan resmi kutangani. Tinggal menunggu audit TOR dari pimpinan BaKTI. Kalau tak ada aral melintang mulai pekan ini, aku sudah bisa memulai semuanya.

Usai menerima konfirmasi dari Mila, tanpa ragu lagi aku memutuskan untuk ‘beranjak’ dari tempat persinggahan sementara itu. Meninggalkan semua fasilitas dan kenyamanan yang selama ini kuterima jika tengah bekerja disana. Tak ada lagi fasilitas ‘boleh makan dimana saja asal ada nota’, tak ada lagi fasilitas ruang tidur Full AC dengan bacaan-bacaan majalah travel yang menggiurkan dan lain lain . . . . .
Tapi sekali lagi, ini adalah pilihan sadarku. Aku harus bisa beranjak dari titik nyaman itu, menuju apa yang kusebut impian . . . . .

Bergabung kembali di BaKTI, tempat dimana aku banyak mengabiskan masa pembelajaran menjelang akhir kuliah, adalah sebuah keinginan besar. Bagiku, tempat itu adalah sebuah kendaraaan umum yang trayeknya searah dengan impian besar-ku. Apalagi, mereka sudah berjanji akan 'membantu dan mengantarku' sejauh yang mereka bisa. Saat mereka sudah bersedia untuk menyediakan 'tumpangan' itu, maka selayaknya akupun harus memberikan sesuatu untuk mereka. Memberikan semua yang terbaik agar mereka juga mau memberikan apa yang terbaik dari mereka. Semua hubungan yang saling menguntungkan dan saling membutuhkan . . . . .

Membuat progrm Radio ini, memang bukan hal baru bagiku. Ini adalah kali ke empat aku menanganinya. Namun yang membedakanya adalah : ruang independensi yang kudapatkan, kali ini sedikit lebih luas. Aku mendapatkan tanggung jawab tunggal untuk itu dan punya kewenangan untuk menyelesaikan semuanya . . .

Sebenarnya ada sedikit perasaan tak nyaman saat harus meninggalkan rekan-rekan kerja ditempat itu. Padahal, pekerjaan belum sepenuhnya tuntas. Akupun mulai merasa sedikit egois atas keputusan ini. Tak bertanggung jawab ?? yaa, mungkin seperti itu . . .

Tapi, akupun merasa memiliki tanggung jawab atas masa depanku dan atas semua impian-impian yang sudah kubangun selama ini . . . .

Dan saat mereka datang menjemputku, tak ada alasan untuk mengabaikannya !!!

Jumat, 19 Maret 2010

I N T R O D U C T I O N


. . . Entah ini blog yang ke-berapa, semenjak seorang kawan memperkenalkannya beberapa tahun lalu. Kala itu dia tertarik dengan sejumlah tulisan yang kubuat dan hanya teronggok lesu di salah satu folder komputerku. Sayang, antusiasku tak tinggi benar kala itu. Terlebih karena keterlibatanku untuk magang di suatu tempat, mengurung hampir seluruh waktuku. Tak bisa berimajinasi, tak bisa menyendiri, tak ada gagasan nakal, dan akhirnya, tak ada keinginan untuk menulis . . terjerat dalam kondisi itu, blog pertama ku-pun lusuh dan terlupakan.

Beberapa blog lainnya yang hadir kemudian pun bernasib sama . . . Terabaikan dan akhirnya mati . . . . !!!!

Sampai akhirnya beberapa waktu lalu, sebuah komunitas menulis memintaku untuk menyediakan ruang yang baru untuk itu. Penampung gagasan yang bisa dinikmati banyak orang, serta penjejak sejarah yang esok masih bisa dilihat dan dibaca lagi . .

. . ada harapan lebih agar yang 'kali' ini tak bernasib sama dengan yang sudah-sudah.

S E M O G A . . . !!!

Rooney dan Kecemasan


Wayne Rooney menebarkan kecemasan . .!!.

Roy Hodgson, manajer Fulham, menampakkan raut muka yang sedikit lega saat wasit, Michael Jones, membunyikan peluit babak pertama berakhir. Tim asuhannya mampu bertahan sejauh itu. Papan skor masih tetap dan tak berubah, 0-0. Baginya, ini mungkin sebuah pencapaian yang lumayan melegakan. Mereka belum kecolongan, mesti sepanjang babak pertama konstan menerima gempuran dari Manchester United, lawan mereka yang merupakan sang juara bertahan sekaligus pemilik stadion tempat dihelatnya pertandingan itu.

Namun kelegaan Hodgson tak bisa ditahan lama, babak kedua segera dijelang. Hantu ketakutan itu masih ada, menebarkan rasa cemas, dan mereka pun harus siap dengan dengan kemungkinan yang terburuk. Benar saja, belum lama dia duduk kembali di kursi stadion itu usai turun minum, satu gol sudah bersarang ke timnya. Sang pelaku, adalah sumber kecemasannya selama ini, Wayne Rooney. Usai gol cepat itu, semuanya pun berubah. Pertahanan kokoh yang mereka bangun di Babak pertama tak ada lagi. Hasilnya, dua gol lainnya menyusul datang bertamu ke jala Fulham.

Pertandingan pun berakhir dengan keunggulan telak 3-0 untuk Manchester United, sekaligus membayar tunai ‘hutang’ mereka di pertemuan pertama Desember lalu, dimana saat itu MU dicukur Fulham dengan skor yang sama.

Hogdson tak berbicara banyak saat diwawancarai usai pertandingan itu. Dia tak tertarik mengomentari skor telak yang barusan didapat. Tapi dia lebih suka menyorot Wayne Rooney, yang dua kali menjebol gawang timnya. Menurutnya, dengan penampilan seperti itu, “Rooney mengirimkan pesan kecemasan pada siapa saja . . ”.

Tentu saja ini adalah sebuah pesan serius. Sebelum menghantam Fulham dengan dua golnya semalam, pada tengah pekan lalu Rooney sukses mempecundangi AC Milan di ajang ECL dengan jumlah gol yang serupa. Total general dia sudah punya 32 gol untuk musim ini di semua ajang yang diikutinya.

Stabilitas Rooney dalam menambah kuantitas golnya dalam beberapa bulan terakhir ini memang membuatnya layak menjadi sumber ketakutan.

Namun, kecemasan dan ketakutan 'atas' penampilan apik Rooney itu tidak hanya hadir bagi mereka, para kompetitor Manchester United. Ada kecemasan dalam bentuknya yang lain. Kecemasan yang --mungkin-- dirasakan oleh warga Inggris dan juga oleh seorang Italia bernama Fabio Capello.

Publik Tanah Inggris dan Capello, mungkin akan bertepuk tangan saat menyaksikan gol demi gol yang dilahirkan oleh Rooney. Tapi mungkin juga, ada kecemasan yang turut hadir usai meredanya tepuk tangan itu. Kecemasan itu berakar dari pertanyaan sederhana " Sampai dimana Rooney bisa menjaga konsistensinya ? Bisa kah dia terus seperti itu setidaknya hingga 4 bulan ke-depan ?" . . . Konteks pertanyaan ini jelas. Mereka membicarakan tentang kiprah Tim Nasional Inggris yang akan bertarung di Piala Dunia Afsel mendatang.

Ada harapan yang begitu menjulang saat Rooney tampil seperti ini. Dia begitu diharapkan oleh publik Inggris serta sang pelatih timnas, Fabio Capello, untuk menjadi sumber lesakkan gol tim Inggris nantinya. Meneruskan apa yang sudah dilakukannya saat ini, dan mengantarkan setiap kemenangan bagi tim. Dan dengan penampilan seperti ini, hal itu sangat mungkin termungkin. Tapi, Piala Dunia tidak digelar hari ini. Masih ada rentang 3-4 bulan. Dan dimasa-masa penantian itu, masih ada banyak hal yang mungkin terjadi. Termasuk . . 'Hal Buruk.'

Empat tahun lalu, menjelang digelarnya Piala Dunia 2006 di Jerman. Manchester United menjalani duel krusial dengan seteru-nya Chelsea. Pada menit ke-80, sebuah tekel dari belakang Paulo Fereira sukses membuat Rooney tersungkur. Dan kelanjutan buruknya, Rooney mengalami cedera serius hingga harus absen selama 6 minggu. Dan itu berarti dia harus melewatkan dua partai awal Piala Dunia . . . . . .

Di hari-hari ini, ingatan buruk itu hadir lagi bagi masyarakat di Inggris. Maka wajar jika mereka merasa . . CEMAS.

Ya, masih ada tiga bulan lagi menjelang Piala Dunia. Dan parahnya, tiga bulan terakhir ini merupakan 'tiga bulan yang keras' disemua perhelatan kompetisi. Bagi mereka yang berada dipapan atas, masa itu adalah pacuan terakhir untuk tiba sebagai yang terdepan di ujung jalan nanti. Sedangkan bagi mereka yang berada di papan bawah, tak ada pilihan selain bertarung keras untuk mempertahankan eksistensi mereka di kasta tertinggi. Dan saat semuanya menjadi sangat penting dan krusial, maka dipastikan setiap pertandingan akan berjalan dalam tensi tinggi. Bagi setiap pemain, yang akan hadir kemudian adalah 'resiko rentan terhadap cedera'. Apalagi, fase-fase sulit ini hadir ketika kompetisi sudah berjalan lama dengan tingkat kelelahan yang mungkin sudah memuncak.

Khusus bagi seorang Rooney, resiko dan ketakutan seperti itu tidaklah kecil.

Dengan koleksi golnya yang begitu mencolok, dia akan terlihat sebagai mangsa bersama yang harus dihentikan dengan berbagai cara. Tak bisa membiarkan dia berlama-lama memegang bola, karena itu bisa beresiko fatal. Upaya menghentikan diapun bisa hadir dengan berbagai macam cara. Posisinya sebagai target-man, juga meningkatkan faktor resiko itu. Lihat saja, selama ini jika United melakukan serangan balik, Rooney harus selama mungkin menguasai bola sembari menunggu bantuan dari dua penyerang sayap-nya (Nani dan Valencia). Dan dalam waktu itu, dia sangat beresiko dicederai oleh lawan.

Musim ini, Rooney memang ketiban tanggung jawab yang lebih di banding pada musim-musim sebelumnya. Dulu, dia masih bisa berbagi tempat dengan C. Ronaldo. Saat melawan MU, perhatian para penjegal-penjegal lawanpun tidak sepenuhnya tercurah pada Rooney. Ada Cristiano yang gaya bermainnya lebih 'menarik' untuk dihentikan. Namun dimusim ini, 'perhatian' itu terarah sepenuhnya pada Rooney. Minimnya kontribusi Barbatov, serta cedera yang tak kunjung beranjak dari Michael Owen, berakibat dilimpahkannya beban lini depan pada Rooney seorang. Dari pertandingan ke pertandingan, jelas terlihat ketergantungan MU pada pemain ini. Dan kini, dia pun tampil 'solo' dengan dominasi total sebagai sumber gol MU.

Belum lagi kalau menyimak dari gaya bermain Rooney yang seorang petarung tulen. Sifat dan watak kerasnya ternyata sejalur dengan determinasi dan daya juangnya saat bermain. Banyak data yang menunjukkan kalau 'Distance Coverage' pemain ini selalu menjadi yang tertinggi diantara barisan penggedor MU. Rajin menjemput bola ke belakang, tak segan turun hingga ke tengah, dan selalu berada dimana bola bergulir. Dia pun tak segan membenturkan badannya dengan pemain lawan kalau tengah berebutan bola. "Jangan coba merebut bola dari pemain ini, karena dia tak akan segan mengejar kemanapun kau pergi guna merebut kembali bolanya ". Itu pesan yang pernah disampaikan Alex Ferguson. Singkatnya, dia adalah pemain yang senag beradu fisik dan . . 'Penuh Resiko'

Saat ini, Manchester United masih konstan dalam jalur cepat perebutan gelar juara Premiership bersama Chelsea dan Arsenal. Di ajang liga Champions, United belum terhenti dan akan bertarung di Perempat final dalam beberapa waktu kedepan. Dan Rooney, tetap akan menjadi andalan dan tumpuan utama di lini depan MU. Itu berarti juga, dia adalah 'target penting' bagi bek-bek lawan.

Gol demi gol masih diharapkan lahir dari kakinya. Dan itu mensyaratkan sebuh kerja keras yang konstan dan berkelanjutan. Belum lagi kalau dia harus memenuhi ekspektasi media yang membandingkannya dengan Cristiano Ronaldo. Simak saja, media selama ini seolah 'menuntut' Rooney untuk bisa memenuhi jumlah capaian Cristiano Ronaldo 2 musim lalu. Kala itu CR7 sukses mengukir 42 gol disemua ajang. Dan beban itupun terlihat mulai ditempakan pada Rooney.

Masih ada 3 bulan lagi sebelum Piala Dunia dimulai. Dalam masa itu, publik Ingris dan Fabio Capello mungkin akan terus merasa cemas. Terlebih setelah pekan ini, mereka dipastikan 'kehilangan' David Beckham yang harus absen pada gelaran Piala Dunia terakhirnya, akibat mendekap cedera selama 5-8 bulan mendatang . .

Dan diantara lesakkan gol demi gol Rooney nanti, mereka pun akan terus berdoa dengan cemas, "Semoga Rooney tak turut menyusul Beckham "


*Also Published in KOMPASIANA.COM

Drama dan Lapangan Hijau


" . . . Sejauh dia masih berupa aktivitas fisik, jangan pernah bermimpi akan mendapatkan keuntungan maksimal dari siaran olaharaga."

Akhirnya, David Stern pun bersuara. Dia ini adalah Komisioner NBA yang bertanggung jawab atas penjualan hak siaran Liga Bola Basket terbaik di jagad bumi tersebut. Ditangannya, NBA harus dipasarkan dan memberikan keuntungan maksimal bagi segenap jiwa yang terlibat didalamnya. Tugas itu pertama kali diembannya pada tahun 1986 silam. Hingga kemudian di medio tahun 1990-an, NBA bermetamorfosa menjadi Industri Olahraga terbesar dengan keuntungan terbanyak jika dibanding industry-industry yang se-tipe. Harga hak siar NBA per-pertandingan adalah yang tertinggi dan termahal. Perputaran uang terjalin dengan begitu deras dan cepat. Tak urung, subyek-subyek di dalamnya pun hadir sebagai millyuner-milyuner baru di Tanah Paman Sam. Pada periode itu, 4 dari 10 atlit terkaya di Amerika Serikat adalah pemain Basket. Dari urutan teratas, ada nama Michael Jordan, Kemudian Shaquille O'Neal, lalu Charles Barkley hingga Karl Malone.

Atas kesuksesan itu, semuapun berdiri memberi standing applaus panjang untuk dia, David Stern. Pancaran blits dan kerumunan wartawan selalu membuntuti kemanapun orang tua ini bergerak. Pertanyaan paling awal dan paling basik saat dia dikerubuti para pencari berita adalah : Apa saja trik dan tips-nya sehingga bisa menjual NBA dan berbuah kesuksesan hingga seperti itu ?

Stern pun menjawab dengan dengan tersenyum kecil :
" . . . Sejauh dia masih berupa aktivitas fisik, jangan pernah bermimpi akan mendapatkan keuntungan maksimal dari siaran olaharaga. Karena itu, hadirkan DRAMA !! "

Saya sendiri tak tahu, apa seberapa kuat desakan wartawan sehingga lelaki kalem ini mau mengeluarkan jawaban seperti itu. Dia, Menghadirkan Drama dalam sebuah pementasan Olaharaga. Mungkin bagi sebagian orang, kata 'Drama' agak risih jika harus disandingkan dengan pertandingan olahraga. Drama, menyaratkan adanya sebuah setting awal, ada plot, ada alur, ada sesuatu yang dibuat-buat. Semuanya di setting untuk menarik emosi penonton, dan menjangkau jiwa-jiwa pemirsanya sehingga bisa ikut terlarut. Dan Drama ini, dibuat semegah mungkin. Berbagai cerita dan peristiwa dipertautkan, bahkan yang tidak berhubungan sama sekali dengan aktifitas olahraga sekalipun. Dari potongan-potongan peristiwa yang ada, semuanyapun kemudian dipertautkan. Rangkaian dramatisasi itulah yang kemudian menimbulkan perasaan kerikatan emosional dan ketergantungan akut dari para pemirsa pada tayangan olahraga itu. Karena telah digiring dalam sebuah rangkaian dramatisasi yang panjang, para pemirsa ini pun kemudian terus bertanya-tanya, apa yang bakal terjadi selanjutnya. " Setelah ini begini dan itu begitu, apa yang akan hadir berikutnya . .? "
Candu lain yang kemudian disipkan adalah 'Kehidupan Pribadi para pelakon Olaharaga itu, perjalanan hidupnya serta cerita lain diluar lapangan'. . . Stern pun mengakui bahwa dia sengaja memelihara bintang-bintang di NBA dan 'mengorbankan' kehidupan pribadi mereka demi popularitas NBA . Tentu saja, nantinya para Bintang-bingtang ini akan mendapatkan kompensasinya dari 'perusahaan' yaitu NBA.

Dengan berbagai aspek dan kelengkapan itu, Maka lahirlah 'Megadrama Olahraga' . . . .

Semalam, saya kembali menyaksikan 'drama' itu dalam wahana yang bernama Europen Champion League (ECL). Settingnya, pertandingan antar Manchester United melawan AC Milan di stadion Old Trafford. Tajuk sejati dari pertandingan itu adalah 2nd Leg Perdelapan final (ECL). Tapi kemudian sepenggal Drama terselip dan kemudian membesar mendominasi media-media peliput. Drama itu berjudul : 'Kembalinya David Beckham ke Old Trafford'.

Beberapa tahun silam Beckham adalah nama paten di jajaran skuad utama MU. Dia adalah bagian dari generasi emas 'The Fergie babes' yang sukses mengumpulkan berbagai Piala dari sejumlah kejuaran sekaligus menjadi tim pertama di di Tanah Inggris yang meraih 3 Trophy (treble) tertinggi dalam satu musim. Saat itu, Beckham pun hadir sebagai salah satu ikon tim dengan spesialisasi tendangan bebas. Namanya masuk jajaran Hall of Fame, berjajar dengan nama-nama tenar lain seperti Bobby Charlton, Mark Hughes, George Best, serta Eric 'The King' Cantona. Hingga hadir satu masa saat MU mengalami masa buruk dengan melewatkan dua musim tanpa gelar bergengsi. Di saat yang sama Beckham menikahi Victoria Adams, seorang selebritas dengan gaya hidupnya yang tak disenangi Alex Ferguson, pelatih United sekaligus mentor-nya Beckham sedari kecil. Maka konflikpun tersulut. Mereka pun berseberangan, hingga akhirnya Beckham di depak ke Real Madrid klub besar yang sudah lama 'mengakomodir' selebritas semacam itu. Gagal meraih hasil maksimal di Madrid, Beckham dituntun oleh naluri megabintang sang istri untuk bermukim di Amerika Serikat. Sayang, negara itu bukan negara sepakbola, dan Beckham tak bisa menjalani karirnya sepenuh hati. Dia lalu memutuskan kembali ke benua biru, bergabung dengan AC Milan bersama sejumlah veteran lain yang seusianya.

Dan Semalam, perjalan kedua tim di ajang ECL mempertemukan keduanya di sebuh persimpangan yang sempit. Hanya ada satu yang boleh terus dan yang lain harus rela tak ikut.
Pada pertandingan pertama di markas MIlan, Beckham tak mampu berbuat banyak. Milan, tim yang dibelanya, terpaksa harus takluk 3-2, dan menjadikan jalan berat bagi dia dan timnya saat harus menjalani pertarungan ke-dua di Stadion Old Trafford.

Kedatangan kembali Beckham di OldTrafford pun ramai dengan bumbu-bumbu drama nostalgia masa lalu. Ada masa gemilangnya bersama United, ada konfliknya dengan Ferguson, ada insiden tendangan sepatu Ferguson yang mengenai jidat Beckham, ada peristiwa pendepakan Beckham dari tim itu. Dan Menjelang pertandingan itu, semua cerita-cerita masa silam itu diangkat lagi, walaupun hubungan antara Beckhan dan Ferguson serta MU secara umum sudah tak bermasalah.
Nah, saat episode-episode masa lalu terputar lagi, sekarang tinggal menunggu kelajutan kisahnya . . .

Makanya, saya pribadi melihat kedatangan Milan ke Manchester semalam lebih pada pelanjutan drama, daripada untuk menjalani pertarungan kedua mereka. Disini, hasil pertandingan tak penting lagi. Pertandingan ini bukan untuk kelolosan Milan, tapi untuk Melodrama Beckham. Karena pertandingan ini, sebenarnya 'sudah berakhir' saat United menang di San Siro.

Dan jelas, tak ada sosok yang paling banyak di close-up oleh kamera pada pertandingan semalam itu selain ayah dari Brooklyn ini. Bahkan saat dia duduk tenang di bangku cadangan bersama Cleerence Seedorf.
Saya tak begitu antusias dengan pertandingan ini, bahkan saat Rooney memberondong pertahanan Milan gol-golnya. Tapi saya menantikan kelanjutan 'drama' itu.

Dan pada menit ke 64, drama itupun akhirnya dimulai. David Beckham masuk menggantikan Ignacio Abate. Sayang, keadaan Milan yang sudah tertinggal 3-0. Tepuk tangan panjang pendukung United membahana saat dia masuk. Di sebuah sudut tribun, kain putih bertliskan 'Wecome Back Home' tersorot kamera hingga beberapa kali.
Sayang, reuni dengan sejumlah rekan lama tak terwujud. Bersamaan dengan masuknya Beckham, Fergie menarik keluar rekan seangkatannya, Gary Neville. Tak lama kemudi an, Palu Scholes turut pula menyusul keluar. Ferguson mungkin ingin menunjukkanpada Beckham, bahwa regenerasi di tim ini pasca keluarnya dia tetap berlansung mulus. Mereka konstan di jalur juara dan sukes menggamit gelar Liga Champions dua tahun lalu.

Bahwa pertandingan itu memang disiapkan untuk Drama seorang Beckham, nampak jelas dalam eksekusi tendangan bebas ataupun tendangan sudut. Pada pertandingan semalam, Pirlo dan Ronaldinho tak sedikitpun 'mengganggu' Beckham. Hal ini berbeda dengan pertandingan-pertandingan lain, dimana ketiga orang ini sering kali seperti berebutan untuk mengambil kesempatan itu.

Sayang, drama itu tidak berlangsung seperti yang saya inginkan. Beckham gagal mencetak gol, walau secara keseluruhan dia tampil apik. termasuk dengan tendangan first timenya yang di mentahkan sempurna oleh Van Dar Sar.
Sekali lagi sayang, drama itu tidak berlangsung sempurna. Saya berharap, semalam itu Beckham mencetak gol ke gawang MU melalui tendangan bebasnya, namun dia tidak merayakan selebrasi gol itu. Dia cukup bergerak ke arah penonton dan melakukan penghormatan. Dan segenap pendukung MU pun melakukan standing Applause untuk gol tersebut. . . begitu kira-kira Drama yang ku skenariokan . . . Tapi tak apalah, semuanya sudah berlangsung. Penghormatan para pendukung MU terhadap dirinya saat laga berakhir, cukup untuk membuatku yakin bahwa Beckham masih sosok idola bagi para United Nation, termasuk bagiku.

. . . . . Saya sebenarnya masih berharap, akan tercipta drama lain di fase berikutnya. Yaitu saat drawing mempertemukan MU dengan Real Madrid. Drama itu tentu saja tentang legenda lain, Cristiano Ronaldo. Sayaaaaaang, Madrid sudah tutup buku semalam.

Tapi begitulah, sepakbola takkan pernah kehilangan daya tariknya, karena sudah dijejali dengan kehadiran dram-drama seperti ini. Dan seperti yang lainnya nanti . . .


Makassar, 12 Maret 2009

Kesempatan itu . . .


Sebenarnya, saya sudah berada di depan gedung itu. Tapi kemudian perasaan malas dan jengah menyisip ke dalam liang-liang otakku, yang membuatku enggan untuk terus masuk. Kendaraan yang tengah ku tunggangi sempat kubalik arahkan. Bermaksud meninggalkan tempat itu dan menunda pertemuan dengannya hingga esok Hari (hari ini-red). Apalagi, suasana pertemuan dari luar gedung itu sekilas terlihat sibuk. Kalau dari luar saja pemandangan sudah seperti itu, apalagi di dalam. Begitu pikirku. Seekor setan kecil sempat berbisik ke telingaku, " Jun, sudahlah. kalau kau masuk pasti akan di cueki. Mereka semua tengah sibuk. Besok aja datangnya !!. ." Oh iya, setan kecil ini namanya 'SETAN PENUNDA'. Dia sudah lama hadir menemaniku dan seakan sulit untuk berpisah. Makanya, begitu banyak hal yang kulewatkan dalam kehidupanku, gara-gara terus bergaul dengannya. Semua bisikannya yang ku ikuti pasti berbuah brengsek dan tak selesai

Tapi untunglah, PERI kecil bernama 'PERI IMPIAN' hadir pula saat itu. Tanpa mempedulikan si 'Setan Penunda', Dia langsung menarik tanganku ke dalam gedung, meninggalkan kendaraanku yang tergelak tak rapih disudut parkiran. Saya terang saja menjadi kaget dan tak siap sepenuhnya. Dalam satu momentum tepat di depan pintu gedung itu, saya sekuat tenaga menahan tarikannya. Sayap kecilnya terlihat lelah tapi dia terus bertahan.

" Hey apa-apaan ini ?? " Tanyaku

Bukannya menjawab, dia malah berbalik dan langsung menampar pipi kananku dengan tangan mungilnya . . Tak sakit memang, tapi . . ..

" Apa-apaan, katamu ? " tanyanya balik dengan air muka yang tak begitu baik.
" saya sudah bersamamu dan menemanimu selama bertahun-tahun. Dan saat ini, kau punya satu kesempatan baik untuk mewujudkan aku, tapi kau malah mau melepaskannya. How long must I wait for you. I just want you to make me and you're future clear. . . . . !!! "

Saya semakin tak bisa menghidar untuk masuk ke tempat itu, saat beberapa orang kemudian memergokiku. Mereka ini, tentu saja, sangat mengenalku. Anak magang yang sempat berkiprah selama 2 tahun di lembaga mereka. Tak ayal, aku pun segera diundang mendadak untuk mengikuti seminar yang dihadiri beberapa pemimpin Lembaga Donor Luar negeri serta sejumlah petinggi di Kawasan Timur Indonesia.

Masuk ke dalam gedung itu, ada sedikit perasaan risih yang menggelayut. Suasana seperti ini lama tak lagi kualami. Terlebih, saat salah seorang rekan kerja disitu bertanya, apakah aku nanti akan bergabung di diskusi tentang pengembangan sumber daya manusia, atau tentang pengelolaan sumber daya alam atau kinerja pemerintahan.??? Waaah, karena tak satupun tema-nya yang kudalami, maka aku pun hanya menjawab. “ Saya sebagai observer saja “ . . jawaban itu, merupakan bisikan dari Peri impian yang sedari tadi masih menggantung di bahu-ku.

“ Nah itu dia, sana. Cepat temui !!! “ seru Peri Impian sambil mengarahkan telunjuknya ke seseorang yang tengah duduk di sebuah meja kecil . Aku pun melongok pada sosok berambut pirang yang tengah sibuk melayani beberapa orang. Saat itu dia tengah memajang beberapa buku dan publikasi dari lembaga-nya, dimana saya pernah bekerja.

“tunggu apalagi, cepat temui. . .” bisiknya, sembari matanya terus mengamati.

Sejenak aku menengok ke ‘Peri Impian’ itu. Dia balas menegok dan menggguk-angguk kecil sambil tersenyum jahil . . singkat kata, akupun langsung berjalan, mendekati meja itu dan sosok yang tengah berada disitu.

“ Heyyy . . Juuunn !! Apa khabar ?? dimana sekarang ?? “ . . rentetan pertanyaan pun hadir rantai berantai saat dia melihat kedatanganku. Dalam kegembiraan karena sambutan hangat itu, aku melantunkan jawaban atas pertanyaanya satu persatu.

Seusai saling bertukar cerita selama beberapa menit, dia pun masuk ke topic yang sedari tadi kunantikan.

“ Ohh iya . . Tentang rekomendasi beasiswa yang kau minta, Kami akan memberikannya. Namun sampai saat ini, kami belum menerima permintaan dari ADS itu. Biasanya, permintaan itu masuk pada media agustus atau September. Jadi kau bersabarlah dulu dan persiapkan semuanya. Waktumu masih panjang dan lengkapi semua persyaratan, termasuk isian formulirnya. Gunakan saja formulir lama sebagai konsep awalnya, Toh tak akan banyak berubah nanti.
Dan ingat, jangan pernah mengirim sendiri, karena berkasmu nanti dianggap tak ada bedanya dengan yang lain. Sebagai lembaga target dan mitra ADS, kami punya jalur khusus untuk itu. Makanya, saya minta kau bisa lebih bersabar.
Nah, sementara menunggu bulan Agustus tiba, kami berharap kau bisa membantu kami lagi untuk mengerjakan program radio sebagaimana dulu Bagaimana menurutmu ??.. “ ujarnya tuntas, dengan wajah yang sangat meyakinkan . .

Tanpa banyak berpikir lagi, permintaan itu langsung kusambar dengan kata “DEAL . .!!!”

Pada momentum itu, saya seakan ingin meloncat jauh dan berteriak girang. Atau mungkin memeluknya karena sudah membukakan kesempatan yang luas untuk menuntaskan impianku. Memang, semuanya masih sangat jauh dari kata LULUS. Masih ada banyak proses yang harus kulalui dan banyak tahapan yang mesti dilewati. Tapi, pemaparan yang baru dia sampaikan barusan menyimpan potensi dan peluang besar untukku.

Pada awalnya, saya hanya berharap mereka memberikan rekomendasi pendukung karena saya akan memasukan berkas sebagai perutusan lembaga penelitian di kampus. Namun, mereka ternyata mau menempatkanku sebagai perutusan lembaganya. Untuk itu, saya harus terlibat lagi dalam sejumlah proyeknya dalam beberapa waktu ke depannya (dapat obyekkan lagi untuk modal kawin . . . hehehe). . AHA BINGO !!!! (sekali menepuk, dua tiga pulau terlampaui)

Memang, sebagai institusi yang banyak menjalankan program-program ADS di Indonesia, lembaga ini mendapat perhatian khusus dalam pemberian ‘jatah’ beasiswa. Setiap tahunnya, ada saja orang yang direkomendasikan disini, berhasil lolos ke Aussie. Makanya, saya sangat berharap bisa menjadi bagian lagi dari mereka . . Untuk itu, apapun akan kulakukan (and I'll promise you about the loyality).

Sekali lagi, semuanya memang masih jauh. Ribuan anak tangga masih harus dilalui untuk mencapai itu. Tapi semua yang terjadi kemarin, membuat harapan-harapanku kembali menggumpal (setelah sempat putus asa karena beberapa beasiswa lain terlalu banyak tetek bengek syaratnya. . argghhhhhh). Kehidupan terasa kembali menjadi baru dan ada semangat baru yang hadir.

Kesempatan yang mereka tawarkan, membuat kehidupan terasa begitu menggairahkan di hari-hari ini. Tak salah, kalau seseorang pernah membisiku bahwa tahun 2010 menawarkan banyak hal indah. Saya tak tahu bagaimana nantinya. Tapi, sejauh ini, keidupan berjalan seperti yang sudah kurancanakan. Beberapa kejutan indah ditiupkan-nya di awal tahun semakin melengkapi itu.

Entah mengapa, dalam dua hari ini kakiku terasa tak menyentuh tanah lagi saat melangkah, tak ada rasa lelah setelah seharian tadi Nge-Beat berkeliling untuk menyelesaikan beberapa urusan di Lembaga itu, yang sudah menjanjikan ‘peluang manis’ di depan sana . . (Nothing can stop me, coz' we're getting closer, and closer).

Sekarang, tinggal menyelesaikan tahapan demi tahapan itu ... dan menjaga semangat itu untuk tetap hiduuuuppp !!!

Keluar dari gedung itu, ‘peri impian’ itu kembali datang menemuiku. Dengan sayap kecilnya, dia terbang sejajar dengan wajahku. Sepintas tersenyum manis lalu berujar.

“Sekarang tinggal kau ma mi ini . . Jalan tol itu sudah tersedia. Kau mau memacu kendaraanmu secepat apa, terserah. Yang penting berhati-hati . But I believe in you “ itu kata terakhirnya sebelum akhirnya menghilang dan pergi . . . .

Sekali lagi, ini akan menjadi pertaruhan besarku terhadap semua pengorbanan yang telah kulakukan. Semua pertaruhan terhadap impianku dan impian terhadap ‘Dia’. You know, I’m just want to make you proud of me, like some years ago !!!



** Untuk 2010 yang menggairahkan. Piala Dunia di Bulan Juni-Juli, dan 'janji itu' di bulan Agustus . . Can't wait for that . ..

England and It's Passport


. . . . Semalam Inggris bertanding lagi. Tajuknya adalah 'persahabatan' sekaligus juga pesiapan tim sebelum memulai kiprah di Piala Dunia 2010 mendatang. Lawan mereka adalah Mesir, juara Piala Afrika tahun ini yang dahulu merupakan bagian panjang dari koloni Inggris Raya. Namun sayang, karena beberapa alasan teknis, saya tak sempat menyaksikan langsung pertandingan itu. Padahal ada rasa ingin tahu konsistensi dari tim ini, terutama ditengah semarak kasus Terry - Wayne Bridge. juga komposisi tim ini, dan bagaimana keterpaduan mereka saat melebur dalam warna tim yang sama.

Syukurlah, mereka bisa menang 3-1. APling tidak, kemenangan ini bisa sedikit membungkam ketakutan publik Inggris akan dampak dari polemik pribadi antar pemain yang tengah terjadi dalam tim saat ini.

Piala Dunia sendiri memang masih menyisakan waktu 3 bulan lebih. Capello saat ini, mungkin tengah grasa-grusu dengan seperangkat tim ahli-nya guna menentukan ke-22 pemain yang berhak mengantongi pasport sebagai bagian dari tim The Three Lions. Dan sebagai pecinta tim ini, saya akan mencoba memprediksi nama-nama yang kemungkinan besar akan mendapat 'passport' itu :

A. Golden Passport )*asalkan tidak ada cedera atau extraordinary condition lainnya)

Kategori ini adalah para pemain yang menurut saya, sudah dipastikan akan dipanggil, sekaligus akan mengisi starting line-up skuad Inggris. Penampilan apik mereka selama beberapa waktu terakhir menjaminkan posisi itu. Bahkan jika mereka melalui sisa musim ini dengan buruk, saya menjamin nama mereka tak akan bergeser dan tim utama.

WAYNE ROONEY
20 gol yang sudah di koleksi hingga bulan Maret ini, membuat namanya akan langsung tertulis dalam formasi utama tim Inggris. Sejak zaman Alan Sherer, daratan Inggris tak pernah lagi menelurkan seorang anak negeri yang konstan untuk mencetak banyak gol, hingga kemudian Rooney melakukannya di tahun ini. Apalagi, Inggris saat ini tengah minim stok penyerang yang stabil dan konstan memberi tekanan ke lawan . .

JOHN TERRY
Saya masih menyimpan kekaguman pada kapasitas dan kewibawaan pemain ini, walaupun skandal 'memalukan' tengah menerpa dia. Secara objektif, permainannya masih yang terbaik untuk deretan pemain belakang yang saat ini berlaga di Premiership. Konsisten dibelakang pertahanan, jarang melakukan blunder dan seorang pekerja keras yang tangguh. SAaya bahkan masih menjamin posisinya dibanding Rio Ferdinand.

STEVEN GERRARD
Dalam beberapa tahun terakhir ini, namanya konstan memberikan manfaat bagi setiap tim yang dibelanya. Di timnas Inggris, Gerrad merupakan pemain tengah yang paling sering tampil. Kelebihan pemain ini adalah fleksibilitasnya dalam bermain. Hampir semua posisi di lini tengah fasih dimainkannya. Bahkan, agresifitas yang dimilikinya kerap menjadi solusi saat lini depan mentok dan tak bertaji. Di tengah ramainya para pemain memperebutkan posisi di lini tengah Inggris, saya menjamin kalo Gerrard tak akan terusik.

ASHLEY COLE
Dalam 10 tahun terakhir ini, Timnas Inggris tak pernah memiliki alternatif yang sepadan dengan pemain ini untuk posisi bek sayap kiri. Stamina prima, konsistensi yang terjada, serta kecepatan dan naluri mencetak golnya jarang dimiliki secara serempak oleh pemain lain yang se-posisi dengannya. Saya berani untuk menyetarakannya dengan tipikal Roberto Carlos, sayap kiri mungil asal Brasil yang juga tak tergantikan.

RIO FERDINAND

Salah satu kapasitas yang membuat pemain ini masuk ke jajaran Golden Passport adalah karena dia konsisten membawa klubnya ke area terhormat. Mental juara, itulah yang diharapkan oleh Capello dari pemain ini. Karakter CApello memang seperti itu. Terlebih, duet-nya bersama Terry dilini belakang, nyaris tak terganggu oleh pemain lain.


****

B. Silver Passport

Kategori ini, adalah pemain-pemain yang saya yakini akan masuk di skuad tim Inggris ke Piala Dunia 2010 mendatang, namun posisinya di Tim utama belum terjamin.

1. FRANK LAMPARD

Inisiator serangan, dan merupakan salah satu yang terbaik di Liga Inggris saat ini. Cara bermainnya sangat sederhana, namun efektif. Begitupula dengan kualitas tendangan jarak jauhnya yang memang cukup akurat. Permainannya di level klub sangat konstan sehingga mampu memapankan Chelsea di jajaran papan atar Premiership. Sayang, dilevel timnas permainannya kerap berbenturan dengan Stevie Gerarrd. Dan dalam catatan yang sbenelum-sebelumnya dia yang lebih sering 'dikorbankan' untuk menjaga ritme di lini tengah

2. Gareth Barry

Dalam setahun terakhir ini, namanya sering muncul dalam pertandingan tim Inggris. Dia bahkan mampu menggeser seorang Frank Lampard yang lebih senior baik di level klub maupun timnas. Permainannya yang begitu padu dengan Steven gerarrd, membuatnya diplot sebagai solusi dari disharmoni antara Gerrard-Lampard. Sayang, kepindahannya ke Man City dianggap sedikit menurunkan kualitas permainannya.

3. Peter Crouch

Bewrapa banyak gol yang dihasilkannya semusim ini ?? Jawabannya : Tidak Banyak. Namun pemain jangkung ini, menurutku, memiliki Silver passport yang akan membuatnya dipanggil ke Afsel nanti. Postur tubuhnya yang jangkung merupakan nilai jual sekaligus alternatif bagi lini depan Inggris. Memang, selama ini Crouch banyak membuat kejutan dengan gol-golnya pada sesi kualifikasi ataupun persahabatan. Namaun dia belum begitu teruji saat tampil di ajang resmi.

*****

Nama-nama diatas merupakan hasil analisis mendalam tentang perjalanan Timnas Inggris dalam beberapa waktu terakhir ini yang di kolaborasikan dengan analisis kebutuhan dan kepentingan tim. Sekarang, saya akan coba melihat siapa-siapa saja yang, menurut saya, akan mengisi tiap posisi dalam skema permainan Capello di Afsel Juni mendatang :

A. Kiper

Menurut saya, inilah posisi yang paling 'gelap' dan sulit untuk diramalkan. Pasca pensiunnya David Seaman, Inggris seakan kehilangan nama yang bisa dimapankan di posisi itu. Memang sempat ada dua nama yang diproyeksikan selama beberapa tahun. Yaitu David James dan Paul Robinson. Sayang, kedua kiper itu terlalu sering membuat kesalahan elementer yang tak penting. Ada beberapa nama yang hadir sebagai alternatif dan sempat di ujicobakan. Sebut saja Robert Green, Ben Foster dan Joe Hart, yang beberapa waktu terakhir mencuri perhatian publik dengan penampilan gemilangnya. Tapi, mereka terbentur minimnya jam terbang untuk level tinggi. Apalagi di ajang Piala Dunia. Namun saya sendiri menganggap kalau Capello tak akan mengambil resiko untuk ajang yang satu ini. Nama-nama lama mungkin masih akan hadir, seperti David James, dengan pelapisnya Paul Robinson. Sementara untuk kiper ketiga, kemungkinan besar Nama Rober Green yang akan diusung.

B. Bek Kiri

Sekali lagi, nama Ashley Cole akan sulit tergantikan jika dia dalam keadaan fit. Publik Inggris dan saya tentunya, sangat berharap dia akan pulih secepatnya. Di belakang dia, muncul nama Leighton Baines yang saat ini membela Everton. Tipikal Bek kiri ini memang dianggap paling pas untuk melapis agresivitas Ashley. Berikutnya, Wayne Bridge merupakan nama yang layak untuk disorong. Potensi pemain ini cukup baik, namum kemudian tenggelam karena terlalu lama jadi pelapis Ashley Cole di Chelsea. Hingga kemudian dia mulai menemukan lagi sentuhan saetelah berpisah dari Ashley Cole. Kasus yang barusan menimpanya akan menjadi pertimbangan kuat bagai Capello saat menentukan nasibnya di Timnas. Oh iya, Nama lain yang diproyeksikan diposisi itu adalah Steven Warnock. Cuma, pemain ini memang relatif belum se-stabil Baines.

C. Bek Kanan

Mirip dengan posisi Kiper, sektor bek kanan Inggris belum menemukan sosok ideal pasca uzurnya Gary Neville. Namunmenurutku, ada tiga nama yang bisa disorong untuk posisi itu. Pertama : Micah Richard. Anak muda ini menjelma menjadi wonder kid pada beberapa partai kualifikasi lalu dengan permainan apiknya. Kuat bertarung dan sangat fleksibel dalam menyerang ataupun bertahan. Namun sayang, diklubnya, Manchester City, Richard sering dimainkan di posisi Bek tengah, sehingga dia kehilangan sentuhan sebagai seorang bek sayap. Kedua : Glenn Johnson. Menurutku, inilah pemain yang bisa mengimbangi kecepatan serta agresifitas Ashley Cole di sektor kiri. Penampilannya bersama Liverpool cukup baik dan terlihat semakin matang. Namun, agresifitasnya yang terlalu tinggi kadang menjadi pertimbangan sulit bagi Capello. Ketiga Wesh Brown : Posisi aslinya adalah Bek tengah, namun di MU, pemain ini diplot sebagai bek sayap semenjak dua tahun lalu. Dibanding yang lainnya, dia lebih dominan untuk bertahan. Kelemahan paling mendasar dari pemain ini adalah rentan pada cedera dan akrab dengan blunder. Apalagi kalo emosinya lagi meningkat, dia mudah untuk dilewati pemain lawan.

D Duet Bek Tengah

Posisi inti di tim ini, mutlak milik duet Terry-Ferdinand. Makanya pemain yang se-posisi dengan mereka harus tahu diri untuk sekedar ikut sebagai pelapis. Pemain-pemain yang layak masuk sebagai pelapis itu diantaranya adalah Matthew Upson. Prestasinya bersama Aston Villa dalam beberapa waktu terakhir ini sudah cukup untuk menjadi daya pemikatnya. Apalagi, namanya memang bukan yang baru untuk timnas Inggris. Untk jatah bek tengah selanjutnya, saya sempat berharap nama Jonathan Woodgate yang hadir. Namun, cedera sering membuatnya absen dan kehilangan sentuhannya sebagaimana yang sudah-sudah. Nama lain yang menjadi nominasi adalah Joleon Lescott dari Man. City. Dia sempat tampil apik di beberapa sesi kualifikasi dan di plot di bek kiri untuk menggantikan Ashley Cole yang cedera pada waktu itu. Namun, akhir-akhir ini dia kerap tampil buruk bersama City, dengan blunder-blunder kikuknya. Hal ini jauh berbeda saat dia masih berkostum Everton setahun yang lalu. Tapi kemungkinan, Capello akan lebih menitikberatkan pertimbangannya pada penampilan bagus Lescott di ajang kualifikasi beberapa bulan silam.


E Duet Gelandang Tengah

Inggris saat ini, adalah Inggris yang memiliki stok melimpah dilini tengah. Mereka puynya banyak pemain yang bnermain bagus di level klub dan layak untuk masuk timnas Inggris. Namun sayang, biasanya permainan mereka mandek saat harus tampil bersama. Nama Steven Gerrad adalah nama paten di lini tengah ini. Sekarang tinggal mencari, siapa yang akan menemaninya. Selama ini Gerrard dan para pengamat lain, menganggap Gareth Barry adalah padanan yang pas buat dia. Pengertian diantara pemain ini sangat baik. Konsekuensinya, Frank Lampard kadang harus rela untuk diparkir. Sebagai pelapis mereka, hadir nama Michael Carrick, dan Jeremaine Jenas.

F. Gelandang Kiri

Banyak orang yang mengatakan, bahwa talenta pesepakbola di Inggris saat ini, tak ada yang fasih dengan kaki kirinya. Akibatnya, Inggris pun minim stok untuk posisi ini. Salah satu diantara yang minim adalah Stewart Downing, yang bermain untuk Aston Villa. Penampilannya mungkin tidak begitu istimewa (jika dibandingkan dengan rekan se-timnya James Milner),. Namun sekali lagi, karena sulit untuk menemukan talenta sepadan yang fasih menendang dengan kaki kiri, maka namanya hadir.
Tapi Downing tak sepenuhnya bisa menjadi aman. Penampilan apik rekan se-timnya, James Milner, sangat rawan untuk menggusurnya. Milner sendiri sebenarnya seorang sayap kanan yang juga kerap dimainkan sebagai gelandang serang denga kualitas penggunaan kaki kiri yang lumayan apik. Penampilannya yang luar biasa dalam beberapa waktu terakhir, akan membuat Capello menyediakan satu tempat buatnya. Dan tempat itu kemungkinan adalah di posisi gelandang sayap kiri.

G. Gelandang Kanan

Berbanding terbalik dengan posisi Kiri, gelandang sayap kanna di timnas Inggris punya banyak stok. Karakter merekapun rata-rata sama ; mungil, cepat dan agresif. Lihat saja nama-nama ini : Aoron Lennon, Shaun Wright Phillips dan The Walcott. Sulit untuk menemukan siapa yang paling pantas untuk mengisai starting line-up. Karena setiap dari mereka selalu menunjukkan kemampuan yang pantas saat dipercaya mengisi posisi itu. Sungguh, Capello akan sangat kesulitan memilih siapa diantara mereka yang akan di pakai. Kalau saya sendiri, melihat peluang Theo Walcott dan Shaun Wright Phillips yang paling besar berpeluang untuk itu. (jujur . . pusing ka' menentukan)

H. Penyerang

Saat nama Rooney sudah paten dengan satu jatah, maka siapa yang lainnya ?? Nama pertama yang akan saya sodorkan adalah Peter Crouch. Duet 'Rooney-Crouch' merupakan variasi untik dari dua kemapuan dan keunggulan yang berbeda. Keunggulan Crouch dari segi postur dan penguasaan bola akan menjadi modal bagus bagi Rooney yang tengah doyan-doyannya mencetak gol.
Sebagai pelapis mereka, Jeremaine Defoe akan hadir pada baris pertama. Salah satu kekuarangan dari pemain ini adalah inkosistensi-nya yang konsisten. Dia bisa tampil meledak sewaktu-waktu, lalu kemudian melempem dalam waktu yang lama. Hal itu terus dan selalu terjadi.
Pemain lain yang akan dijadikan pelapis adalah Emile Heskey. Tubuhnya yang relatif besar merupakan pelapis yang baik untuk Peter Crouch (yang memang kerap mendapat cedera secara tiba-tiba)

*****

Ada beberapa catatan penting terkait isi skuad The Three Lions ini :

1. Kemungkinan masuknya nama David Beckham akan mempengaruhi komposisi lini tengah Inggris. Dia bisa dimainkan sebagai gelandang kanan, yang berarti mengorbankan agresivitas dari sektor itu. Dan juga bisa dimainkan di posisi gelandnag tengah, dengan konsekuensi berubahnya struktur Gareth Barry-Steven Gerrard

2. Michael Owen masih harus berharap-harap cemas. Dia mesti mendapat banyak kesempatan untuk tampil disisa 3 bulan ini. dia masih mungkin untuk bersaing dengan Charlton, Cole, Darrent Bent dan Agbonlahor untuk menempati posisi Emile Heskey (yang menurut saya masih sangat rawan) . . .



**** SUPER SOCCER ANALYSIS LABORATORY

Perang Dunia dan Gairahnya


Beberapa waktu terakhir ini, kegilaanku akan cerita-cerita seputar Perang Dunia II (PDII) kambuh lagi. Semua ini terjadi karena saat hendak meng-copy beberapa film dari seorang teman, aku mendapati film lama bernama Saving Private Ryan diantara koleksinya. Aku memang pernah menyaksikan film ini sebelumnya. Tapi tak sempat utuh, karena ada beberapa menit yang terlewatkan. Tak ragu lagi, film ini pun kugandakan untuk disimpan ke dalam koleksi film di laptopku.

Tak berapa hari berselang, seorang kawan lalu memberitahu bahwa dia memiliki koleksi lengkap dari serial Band of Brother, sebuah film yang menceritakan perjalanan satu kompi pasukan AS di medan tempur Eropa pada PD II. Waoooowwww . . . Aku ingat, beberapa tahun lalu aku sudah pernah menonton 4 dari total 10 seri film ini yang ada. Tanpa ragu lagi, ke-sepuluh serial itupun langsung kumasukkan ke dalam koleksi film-film -bajakan- yang kumiliki.

Entah dimulai dari mana, cerita-cerita tentang PD II ternyata begitu menarik buatku. Aku memiliki sederet buku yang bertema peristiwa akbar itu. Buku-buku milik PK Ojong yang diterbitkan oleh KOMPAS, lunas kumiliki di semua seri-nya. Dari buku-buku itu, aku bisa mengetahui banyak hal. Misalkan saja bagaimana konstelasi politik global diseputar PD II yang kemudian mempengaruhi tatanan dunia di hari ini. Namun tidak hanya pada tataran makro seperti itu. Berbagai peristiwa dan pertempuran yang terjadi selama PD II serta cerita-cerita heroisme di dalamnya sukses membuatku betah untuk bergulat seharian dengan buku-buku itu. Rekor buku tercepat yang pernah kubaca adalah buku Perang Dunia Edisi I, dengan catatan waktu 7 jam. Padahal buku itu lumayan tebal, setidaknya untukku yang jarang betah membaca buku-bukui tebal.

Rasa ketertarikan itu bahkan sempat memunculkan keinginan gila-ku untuk 'mengunjungi' masa itu. Aku selalu membayangkan jika ada sebuah alat yang bisa membawaku ke tempat dan waktu-waktu tertentu pada kisaran PD II itu. Aku ingin melihat sendiri, bagaimana suasana Pantai Normandy di Prancis, saat pasukan sekutu melakukan pendaratan amphibi terbesar dengan mengerahkan hampir 500.000 tentara dan puluhan ribu kendaraan berat. Juga bagaimana suasana perang antara 800 tank Rusia melawan 755 Panzer Nazi di Kursk, yang mencatatkan sejarah sebagai pertempuran Kendaraan lapis baja terbesar dalam sejarah. Bagaimana 2 juta tentara Rusia melakoni perang Kota yang seru dan menegangkan saat berusaha mempertahankan kota Stalingerad dari serbuan armada Jerman. Dan masih banyak lagi . . . .

Sayang, mesin waktu tak lebih sebatas imajinasi dari sejumlah orang . . . . .. maka keinginanku itupun tak pernah terwujud.

Hingga aku akhirnya, aku menemukan 'alat pelarian' untuk memuaskan imajinasi akan peristiwa-peristiwa itu. Ala itu, tak lain ada Game- Game Komputer yang bertema PD II. Bingoo . . !!, beberapa hari lalu, saya mendapat game itu dari seorang kawan (Thanks to 'twin brother' Dani Mooks 05 dan Acap 03).

Game berjudul 'Call Of Duty' itu sukses menggiring semua imajinasiku yang selama ini tertahan akan suasana dan aroma PD II. Sejumlah peristiwa dan kejadian penting pada PD II menjadi setting dan latar game tersebut. Akhirnya, akupun bisa turut 'menjalani' pengalaman para prajurit yang dulu terlibat dalam perang itu. Termasuk juga bagaimana kerasnya perjuangan para prajurit Rusia di medan perang Kharkov dan upaya mempertahankan diri pasukan sekutu di pedalaman hutan Ardennes, Belgia. Tak disangsikan lagi, weekend panjang itu aku larut dalam kegairahan dan antusiame perang tersebut. Beberapa tugas dan pekerjaan yang semestinya kutuntaskan tidak lagi kuhiraukan. Duniaku total larut dalam desingan peluru dan dentuman bom.

Antusianme yang tinggi pada game itu, membuat semuanya tersa begitu cepat berlalu. Tak sadar, game itu kutuntaskan dalam waktu yang relatif singkat.
Aku hanya bisa terkesima dengan sedikit 'kecewa' saat game itu menemu batas akhir. Perjalanan dan imajinasiku pun harus terhenti pada garis itu. Tanpa sadar aku berguman " Yaa, kok cepat sekali selesainya . .!! ". Perasaan jengah dan 'malas' datang melingkupi saat menyaksikan layar monitor menayangkan 'Credit Tittle' (yang biasa ada pada akhir dari sebuah game atau film). Namun tiba-tiba saya sedikit terhenyak saat bagian paling akhir dari Credit Tittle itu menampilkan kutipan dari seorang Veteran PD II. Kutipan itu berbahasa Inggris, namun secara gamblang, kalau diartikan ke bahasa Indonesia akan seperti ini :

" PERANG DUNIA II ITU MENJADI SESUATU YANG SANGAT MENARIK, HANYA BAGI MEREKA YANG BELUM PERNAH MERASAKANNYA"

Aku kemudian tersadar dan tahu, bahwa kalimat dan kutipan itu diperuntukkan untukku, dan untuk orang-orang lain diluar sana yang mempunyai ketertarikan yang sama akan Perang Dunia II. Aku tahu, banyak sekali orang memiliki antusiasme yang sama denganku . ( sebagai informasi, game CALL OF DUTY ini, termasuk dalam 5 game terlaris di dunia)

Yaa, memang, kutipan itu benar . . . .

A Letter for Maestro . .



Dear Sir . .!!!

Apa khabarmu Ksatria Tua Scotland ..? Semoga gelora itu masih ada, sebagaimana yang sudah-sudah.

Maaf, baru kali ini aku menyempatkan waktu untuk menuliskan sebuah surat buatmu di musim yang baru ini. Tapi jangan berprasangka yang macam-macam. Kecintaanku pada semangat Setan Merah tetap sama, dan jangan sedikitpun kau meragukan itu. Walaupun memang, saat ini aku tengah jatuh cinta juga sama klub Turin itu, Juventus. Penampilan mereka di awal musim ini begitu impresif. Sejumlah kemenangan mereka bukukan dan merupakan kandidat terdepan untuk menggerus Inter milan yang selama ini dengan lancangnya duduk di tahta milik mereka. Kau tahu, saya sangat berhahap final UEFA Champion League (UCL) musim ini akan mempertemukan klubmu dengan mereka...Hahahahahaha..!!!

Oh iya, berbicara tentang UCL, saya ingin mengucapkan selamat atas debut mulus tim-mu di musim ini. Aku jadi penasaran, teriakan macam apa lagi yang lantunkan sehingga anak buahmu sukses menggamit kemenangan di stadion Inoue, Turki semalam (saya tahu bagaimana brutal dan fanatisme serta teror mental dari orang-orang di sana). Dan Paul scholes, saya dengar dialah yang mencetak gol. Eh, sampaikan salam saya untuk dia. Begitu juga untuk Antonio Valencia. Katanya dia bermain apik semalam. Kalau benar seperti itu, maka sekali lagi, kau memang jeli dalam melihat potensi pemain.

Sir . . ! ! Jujur saja, sebenarnya aku termasuk orang yang masih meragukan kualitas pemain-pemainmu di musim ini. Terutama untuk lini tengah. Kau tahu, aku masih merqsa trauma dengan kejadian di final UCL musim lalu. Aku melihat bagaimana lini itu begitu rapuhnya, dan kesulitan saat berseteru dengan pemain-pemain Barcelona. Mereka dengan mudahnya bisa ditekan. Namun sebaliknya, sangat rapuh saat menekan. Aku senang dengan Fletcher, Carrick, Andersson serta Park Ji Sung yang ada di barisan tengahmu. Tapi mereka ini sebatas 'pekerja keras' di lini itu. Bukan seorang kreator yang bisa memberikan solusi saat tim menemui kebuntuan. Mereka ini, sering kehilangan akal jika berhadapan dengan tembok tebal lawan. Dua nama lawas, Ryan Giggs dan Paul Scholes juga tak bisa diberi beban yang terlalu berat. Usia mereka sudah 'lewat', fisik mereka pun kian melambat. Dan bagiku, pengabdian mereka selama ini sudah tunai..!!!

Untunglah kalian memiliki Wayne Rooney. Sejauh ini, nama itu selalu menjadi solusi untuk menjemput kemenangan yang kerap gagal dihadirkan oleh lini tengah. Aku kagum pada dia, dan segenap kemampuannya dalam bermain. Tangguh berduel, kuat dalam sprint, berani bertarung dan rajin menjemput bola. Dari beberapa pertandingan yang langsung ku tonton, hanya nama ini yang menonjol dari barisan penggedormu. Selebihnya, sunyi. sekali lagi, kita usah berharap banyak untuk melihat Aksi Ryan Giggs yang mencetak gol spektakuler usai menggiring bola dari tengah lapangan sebagaimana yang kerap dilakukannya 10 tahun lalu. Kakinya sudah kehilangan sihir seiring dengan rambutnya yang mulai beruban.

Barbatov . . . . Hmm, sejauh ini aku belum menemukan alasan apakah dia memenuhi syarat untuk dibeli dengan harga lebih 500 miliar pada musim lalu. Pergerakannya di depan kadang tak seirama dengan Rooney. Pun saat bertarung sendirian dilini depan, dia dengan mudah akan terjatuh dan kehilangan bola. Makanya, jangan salahkan sikap sebahagian suportermu yang kerap mencemoohnya jika sudah membuang terlalu banyak peluang di depan gawang lawan..... Dan bagaimana dengan keputusanmu mendatangkan Michael Owen ? Apa sebenarnya pertimbangan logismu untuk seorang pemain yang datang hanya dengan berbekal 'sejarah kegemilangan di masa lalu' dan daftar cedera yang rantai-berantai ?. Aku memang belum melihat langsung penampilannya musim ini, terkecuali mengetahui kalau dia sudah punya koleksi sebuah gol. aku curiga kau mungkin merindukan sosok seorang Ole Gunnar Solskjaer. Pemain itu, tak pernah beranjak dari status cadangan, tapi kerap hadir di saat-saat yang krusial. Dia menjadi senjata rahasia saat tim tengah tergeletak di tengah permainan dan hampir dinyatakan KO.

Sementara itu, sosok semacam Antonio Palencia dan Obertan belum bisa kuberi nilai. Aku jarang melihat mereka tampil, baik musim ini maupun di musim-musim yang sebelumnya. Tapi jika merujuk pada pujianmu ke Antonio Palencia semalam, aku harus berharap bahwa itu bukan pujian yang terakhir . . . . . Bagaimana dengan Nani ? Apa rencanamu tentang dia ? Menurutku, harus ada pendekatan berbeda terhadap pemain ini. Kau tahu, dia pasti memikul beban berat saat harus menggantikan sosok CR7. Biar bagaimanapun ekspektasi orang terhadapnya sudah kadung tinggi. Pesona CR7 selama ini membuat warga Old Trafford menunggu kelahiran titisannya. Dan ini tidak adil bagi seorang Nani, karena dia dipaksa untuk mengambil jalur seperti yang telah di lalui oleh seniornya itu. Biasanya, orang dengan mudahnya akan mengucurkan kritik pedas jika dia gagal tampil menyamai yang sebelumnya . . . . Tapi, aku masih percaya pada kapasitasmu 'mendewasakan' pemain sebagaimana yang sudah kau lakukan pada Rooney.

Tentang CR7, kau tentu mendengar kalau dia langsung tampil trengginas dia awal musim ini. Semalam dia bahkan langsung mencecarkan 2 gol ke gawang FC Zurich. Keduanya lewat trademark 'Tendangan Bebasnya' yang fenomenal itu. Madrid pun menang 5-2. Hey, apakah kau pernah menyesal setelah melepas anak itu ke pangkuan Real Madrid..? hahaha ... mungkin ini hal yang biasa bagimu. Kau pernah melepas Beckham dan Van Nistelrooy ke Madrid, dan sama sekali tak menggoyahkan kekuatan klubmu. Tapi jujur saja, saya menyesali itu. Tapi penyesalanku ini lebih karena kepergian CR7 'hanya' dibayar dengan nama-nama seperti Owen, Obertan dan Palencia. Kemana uang 1,3 trilyun itu ?. Dalam bayanganku, kepergian CR7 harusnya dibayar dengan kehadiran Frank Ribery atau Ibrahimovic, atau bahkan keduanya sekaligus. Tapi sudahlah, kalian tentu sudah punya hitung-hitungannya.

Eh, aku juga ingin tahu apa yang terjadi dengan Owen Hargreaves. Treatment seperti apa yang sudah kalian lakukan padanya. Maaf, aku bukannya ingin lancang, tapi hanya karena merindukan kehadirannya. aku masih menyesali absennya pemain kriwil ini di final UCL lalu. Karena sebenarnya, dialah sosok petarung sebenarnya di lini tengahmu saat merebut UCL dua musim sebelumnya. Dan Darren Fletcer, sama sekali bukan penggantinya, begitupula dengan Michael Carrick. Atau begini saja, jika nanti kau bertemu lagi dengannya, ingatkan bahwa Piala Dunia kian dekat, dan tempatnya di Timnas mulai terancam oleh Frank Lampard. semoga dengan begitu, keinginannya jadi berlipat-lipat untuk segera sembuh . . hahahahahahha

Ada satu hal lagi yang ingin kau tanyakan padamu . . . Tapi tolong jangan tersinggung !!!! ^_^

Kapan kira-kira kau akan mundur dari posisi manajer MU . . ? Sekali lagi, jangan tersinggung. karena cepat atau lambat keadaan itu pasti terjadi. Tugas pentingmu saat ini saya kira ada dua hal. Pertama, memikirkan bagaimana pose terbaikmu jika nanti patungmu akan dibangun di salah satu sudut Old Trafford sebagaimana Sir matt Busby. Dan yang kedua, --dan yang terpenting-- adalah mempersiapkan nama yang akan mengisi kekosonganmu nanti.

Dalam bayanganku saat ini ada dua nama yang paling kuat untuk itu. Pertama, Carlos Quiroz mantan asistenmu yang pernah kau sebut sebagai 'setengah bagian dari kesuksesan MU'. Kau juga pernah mengatakan kalau dia adalah orang yang paling bisa menerjemahkan keinginanmu di lapangan hijau. Aku sendiri sepakat-sepakat saja. Toh dia sudah menjadi bagian penting dari tim ini.

Nama lain adalah Martin O'Neill. jujur saja, saya punya kekaguman sendiri pada sosok berkacamata ini. Pembawaannya tenang tapi jenius. Dialah yang 'bertanggung jawab' atas penampilan apik Aston Villa dalam beberapa tahun terakhir ini. Aku tahu, dia juga begitu menginginkan posisi ini. Kedatangannya dari Scotlandia ke ranah Premiership memang sengaja untuk memperdalam pengetahuan tentang falsafah United dan kesuksesanmu selama ini. Saya pun akur, jika nanti kiranya dia yang akan maju sebagai suksesormu.....

Ada satu lagi nama yang pantas diselipkan. Kau mungkin akan agak risih saat mendengarnya. Tapi biarlah, akan kusebutkan saja. Namanya JOSE MAURINHO. Kau mungkin ingat, beberapa waktu lalu dia sempat menyeletuk untuk kembali melatih di tanah Inggris, dan pilihannya adalah MU. Aku tak tahu lagi sejauh mana hubunganmu dengan dia. Apakah kalian sudah saling berbaikan satu sama lain.

Bagiku, dia ini bukan pelatih jenius. Tapi dia semacam gelora yang menyatukan. Kau tahu, arogansinya terhadap klub-klub lain selama ini merupakan strategi gemilangnya untuk kepentingan tim ke dalam. Dia sengaja mencari musuh diluar untuk memperkuat ikatan diantara para pemainnya sendiri. Kau mungkin pernah mendengar tentang teori 'Kohesivitas dalam Kelompok'. Bahwa kohesivitas atau ikatan suatu kelompok akan semakin membesar jika kelompok tersebut mendapat ancaman atau intimidasi dari luar. Semakin kuat intimidasi itu maka semakin kuat keterikatan diantara mereka.

Bukti konkretnya bisa terlihat dari Chelsea. Saat itu, dia sukses menyatukan pemain-pemain bintang yg adav di tim itu. Tim ini pun tidak lagi dikenal hanya sebagai kolektor pemain bintang berharga mahal. Tapi juga menjelma menjadi kolektor gelar juara. Kau tahu, bukan perkara mudah menyatukan para pemain bergaji tinggi. Apalagi di tanah Inggris . . . . . .Makanya, sosok Maurinho saya kira, bukan alternatif yang salah khan..?

Terakhir, saya cukup kecewa dengan batalnya kedatangan kalian ke negara ku beberapa waktu lalu. Terlepas dari apa penyebab pembatalan itu, namun yang pasti kalian telah melewatkan seperangkat kejutan yang sudah kupersiapkan. Tapi tak apalah, aku akan menyimpannya, dan kalian masih bisa mendapatkannya jika berkunjung lagi musim depan. Tugasmu sekarang adalah memastikan kalau David Gill masih berkenan untuk menuliskan nama INDONESIA dalam daftar negara tujuan tur pra-musim pada setahun mendatang.

Okey . . Sir..!! saya pikir itu dulu.
setelah ini, mungkin saya akan terus mengirimkanmu lagi surat-surat selanjutnya . . . GLORY-GLORY UNITED !!!!!!!

Pantai . .


. . . . . . Setelah menghabiskan malam dengan teman-teman lama, sebenarnya saya ingin bangun se-lama mungkin pagi ini. Biar bisa melanjutkan aktifitas kunjungan dengan fit nantinya. Jadwal berkunjung dan jalan-jalan memang masih menumpuk. Beberapa kawan belum di temui, begitu juga dengan sejumlah sanak family. Dengan istirahat yang cukup, saya yakin bisa memenuhi semuanya hingga lebaran resmi dinyatakan 'berakhir' nantinya.

Tapi, keinginan kadang tidak sejalan dengan kenyataan. Begitupun pagi ini. Saat masih nyaman terlelap di kamarku, dua orang adik sepupuku tiba-tiba menghambur ke dalam kamar. Mereka membuat suara gaduh sembari menarik-narik kakiku. Sang adik (usianya 4,5 tahun) langsung naik ke tempat tidurku dan dengan suara kecilnya, dua berbisik ke pinggir telingaku "Kak Ito* bangun !!, Mandi laut . . . ". (*Ito : nama panggilan kecilku dan di keluarga dekat). Beberapa saat kemudian saya baru tersadar dengan kehadiran mereka, dan si kecil yang tengah duduk tepat di samping kepalaku sembari mengiba-iba supaya saya segera bangun.

Dalam kantuk yang begitu memberat, saya tak bergeming dan terus berupya untuk masuk kembali ke alam tidurku. Tapi, semakin ku abaikan mereka, semakin riuh pula suasana kamar dibuatnya. Kakaknya yang berusia 8 tahun terus berteriak-teriak 'Bangun..bangun..bangun' dengan memukul-mukulkan kaleng Coca-Cola ke pintu kamarku. Sementara si Adik mulai anarkis dengan menarik kupingku lalu memutar-mutarkannya. Nada meng-ibanya, juga mulai terdengar seperti ingin menangis.

'Bala bantuan mereka' kemudian datang, saat adik perempuanku masuk dan menyingkapkan tirai jendela kamarku. Cahaya matahari pun masuk tepat menghantam wajahku. Saya memang tipe orang yang mudah takluk dengan cahaya matahari jika sedang terlelap. Sekali saja terkena sinarnya, saya pasti langsung tersontak dan bakalan susah untuk tidur lagi . . . . .

Akhirnya, saya pun menyerah kalah....... Dengan sedikit nge-dumel, saya bangkit segera menuju ke kamar mandi dan menyepuhkan wajah dengan air untuk mengembalikan kesadaran.

Sementara, dua orang bocah itu nampak sudah siap dengan tampilan renangnya, celana pendek tanpa baju. Mereka menungguku di pintu pagar. Jelas sekali mereka tak sabaran ingin segera menceburkan diri ke laut. Saya sendiri sebenarnya masih belum sepenuhnya siap untuk pergi ke pantai. Tapi kasihan juga kalau melihat antusiasme mereka yang tengah memuncak.

Kedua bocah itu memang termasuk 'lautholic' (pecinta mandi laut). Rumah mereka terletak cukup jauh dari rumahku, yang juga berarti jauh dari laut. Tiap hari minggu mereka datang ke rumahku untuk bercengkrama dengan laut. Biasanya ditemani oleh ayahku. Tapi kalau saya lagi datang dari Makassar (seperti saat ini), maka sayalah yang menemani mereka. Bahkan kadang, saya yang sering berinisiatif menjemput mereka di rumahnya.

Dengan langkah yang gontai dan setengah mengantuk, sayapun takluk pada permintaan mereka . . . . Eh tiba-tiba, tanpa rasa berdosa si kecil masih meminta 'bonus' fasilitas dariku. Dengan wajah memelasnya, dia menyeletuk ringan " Gendong..!!" *_*

Rumahku memang terletak dipinggir laut, mungkin hanya sekitar 15-20 meter. Dan saat itu, pantai tengah ramai-ramainya. Beberapa kendaraan bermotor terparkir tak beraturan. Jumlahnya cukup banyak, dan 2 diantaranya adalah kendaraan roda empat. Mereka ini tengah berekreasi, menghabiskan liburan di pantai.

Kehadiran turis lokal, yang didominasi anak-anak ini, ternyata punya nilai positif. Saya tak perlu terburu-buru menceburkan diri ke laut menemani kedua adik sepupuku. Mereka berdua akan langsung bergabung dengan anak-anak yang datang itu, dan bermain bersama-sama. Anak-anak memang selalu punya daya tarik untuk cepat akrab satu dengan yang lainnya. Dan jika suasananya seperti ini saya cukup mengawasi saja dari bibir pantai. Hal ini berbeda kalau pantai lagi sepi. Sebab biasanya mereka selalu memintaku segera bergabung dengan mereka. Kalau sudah begitu, saya pun akan segera 'dijelmakan' menjadi ikan paus yang terus menyelam sembari mereka naik ke pundakku. Mereka kadang tak peduli kalau mata ini sudah memerah karena terlalu lama dalam air. . . .

Dan kehadiran anak-anak di pantai seperti hari ini, sukses 'menyelamatkan'ku. Saya bisa dengan tenang duduk di bibir pantai sembari menyeruput segelas moccacino yang memang kubawa dari rumah, dan mengawasi kedua bocah itu dari jauh.

. . . . . . Pantai ini, memang salah satu tempat terpenting dalam lembaran masa kecilku. Banyak waktu yang kuhabiskan disini. Untuk sekedar duduk-duduk, mandi laut, dan memancing. Yang terakhir itu, bahkan menjelma menjadi salah satu kegiatan favoritku. Saya bahkan masih mengingat saat pertama kali memancing di pantai ini. (setiap hal yang 'pertama' dalam hidup kita biasanya akan berkesan kuat dan selalu teringat).

Kejadiannya sekitar 18 tahun lalu. Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1991. Kala itu saya masih duduk di kelas 2 SD, dan baru sekitar setahun pindah ke daerah ini.

Karena bertepatan dengan peringatan Hari Proklamasi RI, Kita hanya mengadakan upacara bendera disekolah lalu pulang setelahnya. Dalam perjalanan pulang ke rumah, dua orang kakak sepupuku yang tinggal berdampingan dengan rumahku, lalu melontarkan ide untuk pergi memancing. Semuanya pun akur, termasuk saya. Apalagi, ini bakal menjadi debut saya bergelut dengan alat-alat pancing.

Kami pun bergegas ke rumah. Dua kakak sepupuku lalu mempersiapkan semuanya. Mereka, yang usianya terpaut 3 dan 5 tahun lebih saya, terlihat begitu cekatan saat mengikat mata pancing ke kailnya. Begitu pula saat menyambungkannya ke bambu kecil sebagai stik-nya. Mereka memang akrab dengan kegiatan ini dan sudah sering melakukannya. Terlebih karena mereka memang 'anak pulau' yang juga barusan pindah ke daerah ini. Sementara bagi saya, semuanya akan menjadi pengalaman yang pertama. Dan saat fase persiapan itu, saya mendapat kehormatan untuk duduk diam, melihat dan 'tidak mengganggu'.

30 menit kemudian, peralatan kami pun siap sudah. Segera, kami bergerak pantai. Spot yang kami pilih adalah sebuah karang besar yang teronggok bisu di bibir pantai. Manapaki karang itu, kita harus berhati-hati, karena konturnya yang tajam dan mudah membuat lecet, apalagi kalau sampai terjatuh dari situ. Oh iya, karang itu masih ada hingga saat ini, walaupun bentuknya sudah tak mirip dengan di kala itu.

Sebagai umpannya, kami menggunakan siput darat yang di sini disebut 'bilolo'. Pertama-tama, bilolo itu dikeluarkan dari cangkannya (entah secara halus atau dipaksa), lalu dipisahkan antara perut dan kepala. Nah, bagian perut itulah yang digunakan sebagai umpan. Bentuknya sekilas memang mirip cacing tapi agak gemuk. Bilolo seperti ini memang mudah di temui di sepanjang pantai . . . . . .

Usai mengumpulkan umpan sebanyak-banyaknya, kami pun naik ke karang itu. Sebagai alas duduknya, kami mengambil (mencuri, lebih tepatnya) beberapa papan alas perahu yang tengah terparkir di pantai. Mengambil papan-papan ini memang beresiko tinggi. Jika yang punya tahu, dia pasti akan menghardik kami. Tapi mau diapa . . . . . nanti saja resikonya ditanggung..!!!

Sebagai pemancing pemula, kedua kakak sepupuku itu terus membimbingku tentang 'cara memancing yang baik'. Mulai dari memilih spot yang potensial, memasang umpan yang menarik, memegang stick pancing (dari bambu) yang aman, memberikan respon balik terhadap ikan yang 'menyambar umpan' serta bagaimana nanti menarik ikan agar tak terlepas. Sebagai murid yang baik, saya hanya 'manut-manut wae'.

Memancing pun dimulai . . .

Saya ingat 10 menit pertama, suasananya begitu serius dan menegangkan. Kedua sepupuku terlihat menunggu dan sigap akan untuk memberikan respon. Sesekali mereka menghentakkan stick pancing mereka. Tak ada ikan yang terangkat memang, tapi setiap kali ada respon dari ikan dibawah sana, mereka terlihat makin bersemangat. " Di makan umpannya..!!!" seru mereka. Saya sendiri hanya melongo tak jelas dan melihat mereka yang kacau balau. Sedari tadi alat pancingku memang bergetar seperti ada ikan yang mengorek-ngorek. Tapi kudiamkan saja dan kubiarkan seperti itu, tidak lantas menghentaknya sebagaimana yang dilakukan kakak sepupuku.

20 menit berlalu, mereka mulai tampak kelelahan menghentak-hentakan alat pancing. Umpan kami juga sudah mulai menemui batas habis. Suasana sudah mulai mencair, tidak lagi menegangkan sebagaimana tadi. Mereka berdua mulai bisa duduk tenang dan pasrah bakal pulang dengan tangan hampa. Kami tak lagi terkosentrasi kegiatan memancing. Kail dan umpannya dibiarkan saja terjulur ke laut.

Mereka berdua lalu bercerita tentang pengalaman memancing mereka masing-masing dan bagaimana mereka bisa menangkap ikan-ikan berukuran besar. Sekali lagi saya hanya melongo saat menyimak mereka saling bertukar cerita . . . . . .

Setelah hampir 45 menit, kami pun memutuskan pulang dan bersepakat akan kembali lagi besok sore. Tapi, ketika hendak mengangkat kailku, tiba-tiba terasa berat. Saat itu aku berpikir kalau mata kailku tertahan oleh batu karang atau berkait dengan mata pancing milik sepupuku. Salah seorang diantara mereka pun mencoba menengok ke laut. Dan ternyata, ada Ikan yang tengah menggantung di mata kailku.

"..Ada Ikan, Tariiik ..!!!" serunya padaku. Dalam keadaan terkejut, saya pun langsung menarik stick pancingku dengan segenap tenaga yang kumiliki. Dan benar, seekor ikan seukuran telapak tangan terlihat mengelepar-gelepar diujung mata pancingku. Antara kaget dan terkejut dan sedikit takut, tiba-tiba saja saya melepaskan stick pancingku itu dan berespon menjauh. Untung saja sepupuku begitu sigap dan langsung mengamankan stick pancing yang kulepaskan. ........ Ikan itu lalu dilepaskan dari kaitan mata pancingnya . . . .

Saya sendiri masih terdiam dan sedikit shock dengan keadaan itu. Ikan yang menggelepar-gelepar dan menggetarkan stik pancingku sudah cukup untuk membuatku panik. Nanti setelah merasa sedikit agak tenang, baru saya memberanikan diri mendekati ikan itu, hasil pancingan saya sendiri. Ternyata itu jenis ikan sebelah. Ikan ini bentuknya sangat unik dan berbeda dengan ikan kebanyakan. Kedua matanya berada di satu sisi dan warnanya sama dengan warna pasir (sebagai kamuflasenya).

Dengan segenap keriangan ikan itu kami bawa pulang. Kami bersepakat untuk menggorengnya dan menikmati bersama-sama. Bagi saya saat itu, menikmati ikan itu tak menjadi prioritas, karena saya sudah cukup bahagia saat menarik ikan pertamaku pada pemancingan pertamaku. Fuiiihhh..!!!. Lagipula, ikan itu terlalu tipis dan kecil untuk dinikmati bertiga.

Semuanya, bagiku, masih jelas terekam. . . . . . Dan itu terjadi sekitar 18 tahun lalu, diatas batu karang itu. Di pantai ini..!!!

It was a Bad Day


Hari itu, sekitar tiga tahun lalu. Di tanggal yang aku lupa persisnya, tapi kemudian terekam sebagai salah satu hari 'Terburuk' dalam hidupku.
Iya, buruk karena semua kejadian di koridor itu. Saat aku melihatmu tengah duduk berbincang dengan seorang yang sebenarnya tak terlalu asing bagiku. laki-laki itu, aku mengenalnya sebagai anggota sebuah bisnis jaringan yang tengah kau dan aku geluti. Pada beberapa kesempatan dan pertemuan bertajuk 'bussiness meeting', aku sempat melihatnya beberapa kali. Dia jelas rekan bisnismu. Tapi aku tak pernah bisa menerima itu . . entah kenapa.

Sekali lagi, itu menjadi begitu buruk karena tiba-tiba saja kau seakan 'mengacuhkanku' saat dia datang menemuimu di siang itu. Padahal satu jam sebelumnya, aku berada di tengah antrian panjang loket pembayaran SPP untuk menyelesaikan PEMBAYARANMU. Saat itu, aku harus berjubel dengan ratusan orang dan berdiri disana selama sekian puluh menit. Tapi saat aku kembali menemuimu dengan butiran peluh yang memenuhi wajahku, kau justru terlihat sibuk untuk 'menyambut' kedatangannya.

Kau mungkin bingung karena tiba-tiba aku memilih berlalu dari tempat itu, meninggalkan kalian berdua. Tapi sesungguhnya aku tak benar-benar pergi. Aku hanya mengawasimu --dan dia-- dari jauh, dari tempat yang tak bisa kau lihat. Pesan singkatmumu yang menanyakan dimana keberadaanku saat itu, juga kuterima dengan baik. Dan kau tahu, aku berbohong saat memberitahuan bahwa aku tengah menemui salah seorang Dosen kita. Karena memang, aku tidak kemana-mana . . .

Dari tempat itu, aku tak lepas mata mengamati kalian yang tengah berbincang-bincang. Entah kenapa, saat itu adrenalinku tiba-tiba menegang. Darah ini seakan mengalir begitu derasnya dan seakan-akan membuncah keluar dari rongga-rongga otakku. Ada emosi yang meluap begitu hebatnya. Sedikit saja ada pemantik saat itu, aku bisa menjadi murka. Kau tahu, setiap melihat tingkah laki-laki yang tengah berbincang denganmu itu, aku seakan ingin berteriak lantang di pinggiran kupingnya, dan mengajaknya duel di lapangan luas di bawah sana. Walaupun tak jelas untuk alasan apa. Tapi, keinginan itu tiba-tiba surut saat pandanganku kugeserkan ke arahmu. Saat itu, saya mulai mengakui kalau perkatan orang-orang benar bahwa 'Wajahmu itu Mendamaikan dan menyejukkan'. Huhfff . . . Menarik napas panjang, hanya itu yang bisa kulakukan saat itu.

Sekitar 10 menit aku berada ditempat persembunyianku itu, mengamati obrolan kalian di koridor atas. Sampai kemudian salah seorang sahabat memintaku untuk diantar membeli sesuatu di lain tempat. Aku segera mengiyakan, karena mulai merasa tak baik jika terus berada di tempat itu dengan pikiran yang tengah carut-marut. Aku bersedia mengantarkannya dengan syarat, kita harus mengambil jalan memutar menuju ke tempat parkiran. Jalan terpendek memang tersedia. Namun itu berarti aku harus menampakkan diri di koridor itu, diantara kalian berdua. Dan saya tidak menginginkan itu. Bukan apa-apa, jangan sampai aku tiba-tiba khilaf dan melakukan hal-hal yang buruk terhadap dia.

Dan Sahabatku itu, ternyata mengerti betul apa alasanku memilih untuk memutar jauh menuju ke tempat parkiran itu. Dia terus tersenyum, dan bernyanyi menyindir-nyindir sepanjang perjalanan kami, dengan sebuah lagu milik grup band Dewa ".... Ingin kubunuh pacarmu, saat dia cium bibir merahmu, di depan kedua mata-ku. Aku terbakar jadinya . . . "

* * * * *

Kenangan 'Hari terburuk' itu tiba-tiba hadir lagi . . . . . . . kau tahu kenapa...?

Kemarin aku pergi ke sebuah bank swasta untuk menemani seorang pamanku. Dia tengah mengurus tetek-bengek kredit rumah yang barusan diambilnya. Saat dia masuk ke salah satu ruangan, aku hanya menunggunya di barisan kursi antrian bersama puluhan nasabah lain. Sekitar 15 menit berselang, seorang laki-laki datang duduk tepat dihadapanku. Saat aku menoleh melihat wajahnya, tanpa sadar kedua tanganku tiba-tiba terkepal kencang dan nafasku memburu cepat. Dia, laki-laki yang duduk berbincang bersamamu di koridor itu tempo hari. Aku mengenal baik wajahnya. Sangat baik malah . . . .

Saat melihatnya, sontak emosiku tiba-tiba naik untuk beberapa saat. Dan untunglah, hal itu hanya terjadi beberapa saat. Mungkin itulah yang dalam Psikologi Komunikasi disebut sebagai 'sensasi', atau respon cepat kita terhadap sesuatu.Biasanya itu terjadi jika 'sesuatu itu' punya kesan kuat bagi kita. Mungkin hampir sama jika kita tiba-tiba melihat orang yang kita 'kagumi' melintas dihadapan kita. Jantung berdegup kencang dan menjadi tak tenang........ Biasanya dia terjadi hanya dalam waktu 1-5 detik pertama. Pada tahap ini, yang berperan dominan adalah emosi kita. Nanti beberapa saat kemudian baru kognisi kita yang kemudian akan mengambil alih mekanisme kerja otak (pada tahapan ini, dia disebut persepsi). Pada saat otakku sudah memasuki tahapan 'persepsi' itulah aku mulai bisa mengembalikan kesadaranku. Kepalan tanganku mulai melemah dan aliran darahku terasa normal lagi . . . . . . . Pada suatu momentum, kami sempat bertatapan. Dia tersenyum duluan dan langsung ku sambut senyuman hangat pula. Dari gelagat dan air mukanya, sepertinya dia juga mengingatku dan ingin sekali membuka perbincangan (karena memang kita sudah saling mengenal wajah satu sama lain). Namun, karena HP-ku tiba-tiba berdering, aku pun mengabaikannya dan sibuk dengan pembicaraan teleponku. . . .

Usai mengakhir percakapan lewat telepon, pamanku juga sudah selesai dengan urusannya. Kami pun langsung hendak beranjak pergi.
Sesaat kemudian aku pun berdiri lalu memalingkan wajah ke arahnya untuk berpamitan :

" Eh, Cess, duluan ka' nah....!!!" Ujarku sambil tersenyum dan

Dia lalu balas tersenyum hangat . . . .

"Oh.. iye . . hati-hati ki'.."


. . . . . dan sekali lagi. Ini tentangmu, tentang masa lalu, Kita

Last Day on KL



Hari masih pagi benar, dan orang-orang dirumah itu masih terkungkung dalam kamarnya masing-masing. Tapi saya sudah siap dengan banyak hal. Tas pungggung berisi kamera, passport di saku kanan dan sepatu yang mulai kelihatan dekil.

Hari ini tanggal 22 juli 2009. Sama dengan tanggal yang tertera dalam tiket kepulanganku. Hufhhh . . . artinya ini hari terakhirku di negeri Jiran. Dan hari ini, saya berniat menghabiskan 5 jam terakhir dengan berkeliling sejauh yang 'waktu' masih berikan. Keberangkatanku sendiri akan dimulai sore nanti. Menunggu datangnya jam itu sambari bingung dirumah tidak menjadi pilihanku. Lebih baik menikmati kota ini serta negera ini untuk yang terakhir kalinya. Toh barang-barang bawaanku sudah terdiam rapih di tempatnya masing-masing. Kalaupun nanti ada beberapa tambahan, pasti takkan terlalu menyibukkan.

Tapi keinginan untuk segera memulai perjalanan terakhir agak tertunda dengan orang-orang rumah yang belum bangun. Ndak enak kalau keluar tanpa pamit. "Ah, mungkin sebentar lagi mereka sudah bangun" gumanku. saya lalu bergerak ke dapur untuk sarapan seadaanya. Alat-alat makan sengaja kubuat berdenting keras dan menimbulkan suara gaduh. supaya mereka terbangun tentunya.. hahahahaha. Begitu juga, suara televisi sengaja kusetel sekencang-kencangnya. Tapi, suasana rumah tetap seperti sedia kala. Mereka belum terbangun dari lelapnya.

Ah, sudahlah. Waktu sudah semakin sempit. saya pun nekat keluar sendiri tanpa melaporkan kepergianku. Mereka pasti memahami itu nantinya. . . . . . . .

Saya segera bergerak menuju ke terminal komuter (kereta listrik) yang memang dekat dari rumahku tinggal. Namun karena masih pagi, loket penjual tiketnya masih kosong, dan petugas belum tampak. Tapi untunglah ATL (Automatic Ticket Locket) tersedia disitu. Mesin ini bisa mengeluarkan tiket ke berbagai arah yang akan di singgahi oleh komuter itu. Tinggal memasukkan uang dan menentukan destinasi dengan menekan tombol tujuan yang terdapat dimesin itu.. . .

Dari rumah tadi, tujuan saya sudah cukup jelas. menuju ke arah Pasar seni yang menjual banyak barang-barang kerajinan. Tiiket menuju ke tempat itu kudapatkan. Perjalanan 'terakhir' dimulai . .

Setibanya disana, ternyata pasar seni masih tutup. Ku tengok jam di Hape-ku.. Oh iya, ini masih jam 9 pagi. Di papan informasi yang tertera di pintu masuk bangunan pasar seni tertera '10am - 9pm'. Berarti masih ada satu jam lagi. Untuk mengisi waktu penantian, saya memutuskan berjalan-jalan ke sekitar lokasi pasar itu. Sekaligus mencari jajanan untuk menutupi sarapan yang kurang sempurna di rumah tadi. Ada beberapa warung kecil yang terparkir di depan pasar seni itu. warung-warung itu hanya terdiri dari beberapa buah meja dengan sebuh tenda mini. Warung kecil semacam ini memang tidak diperuntukkan untuk mereka yang ingin makan di tempat itu. Tapi hanya menyediakan makanan bungkus bagi orang-orang disana, yang ingin membawa makanan ke tempat beraktifitas mereka masing-masing. Kawasan sekitar pasar seni memang adalah tempat yang padat dengan para pejalan kaki dan orang yang bergerak menuju ke tempat kerjanya. Terletak di satu sisi tersibuk kota KL dan hanya berjarak sekitar 400 meter dari KL Sentral, pusat transportasi massal di kota ini.

Saya sempat mendekat ke warung kecil itu dan melihat menu-menunya. Ada nasi putih, nasi kuning dan lauk pauk yang sudah cukup akrab denganku. Tapi karena tidak menyediakan tempat makan disitu, maka niat membelipun urung. Lagipula karena ini hari terakhir, saya mulai berpikir untuk mencicipi masakan yang tidak akan saya temui di Makassar. Saya pun mulai berjalan berkeliling mencari. Di tempat itu ada beberapa warung masakan China dengan menu berbagai macam mie. . .. Tapi niat untuk makan di tempat ini juga saya abaikan. Toh warung-warung mie China seperti ini juga cukup banyak di Makassar. . . .

Pilihan kemudian jatuh ke warung-warung India, yang belum ada di kota Makassar. Terbayang sudah, Roti Canai yang di nikmati dengan susu kental... it must be great..!!! Langkah pun dipercepat untuk menemukan kedai India. Selang 5 menit berputar-putar di tempat itu, kedai yang dicari akhirnya ketemu juga. Saya pun masuk dan duduk di dalamnya. Seorang pelayan langsung mendekat dan mencatat pesananku pagi itu. Roti Canai pake susu dan segelas teh tarik. . Teh tarik ini warnanya coklat, dan dan rasanya mirip teh merah walau ada rasa pahit-pahitnya sedikit. Oh iya, di Malaysia teh tarik lebih populer dari pada teh merah yang kita kenal di Indonesia. Jadi jika kita memesan teh, maka yang keluar ya... teh tarik ini. Namun jika kita ingin menikmati teh merah sebagaimana yang sering kira seruput di Indonesia, maka kita harus mengatakan 'Teh O' atau Teh Only. Teh O adalah sebutan untuk teh merah di Malaysia.

Dalam sekejap, Roti Canai ini terhidang di meja berikut dengan teh tariknya sekalian. Entah kenapa, saya mulai suka dengan makanan yang seminggu lalu sempat membuat leherku geli ini. Oooooohh...., mungkin saya karena 'teman' nya yang kurang pas. Dulu, saya menyantap Roti Canai ini bersama dengan Kari India yang rasanya memang agak menggelitik-gelitik.. Dan hari ini, saya melahapnya dengan semangkuk kecil susu kental manis. Dan ini membuat saya jauh lebih nyaman dan bisa menikmati makanan ini.

Pagi itu ada juga beberapa tetamu lain di kedai makanan India itu. Diantaranya sepasang muda-mudi chinesse yang terlihat begitu menikmati hidangan India di hadapannya masing-masing. Entah kenapa. saya suka melihat pemandagan-pemandangan seperti ini. Saat manusia dari satu kelompok etnis kemudian berbaur dan menikmati produk budaya (makanan) dari kelompok etnis lainnya.

Hanya 10 menit waktu yang kubutuhkan untuk menuntaskan makanan itu. Tapi saya tak segera beranjak. Saya masih duduk sejenak, membiarkan karbohidrat yang baru kumasukkan kedalam tubuh diproses dan pembakaran siap. Lagipula teh tarik-ku masih ada setengahnya. Saya pun duduk bersandar mengamati perilaku semua orang yang ada disitu, di warung itu. Tiba-tiba saya ingat sesuatu, bahwa selama 2 minggu saya di negera ini, sudah hampir 10 kali masuk ke warung berbeda yang dimiliki oleh orang India. Satu kesamaan yang saya temukan bahwa kesemua warung itu tidak ada yang mempekerjakan wanita India, entah sebagai koki atau sebagai pelayannya. kesemuanya aktifitas pelayanan di kedai-kedai India yang saya masuki berjenis laki-laki. Namun saya sendiri belum pernah mempertanyakan hal ini ke mereka, sampai akhirnya saya berlalu keluar dari warumg itu.......

Keluar dari kedai, saya menyempatkan diri untuk memotret beberapa bangunan tua yang ada disekitarnya. Beberapa diantaranya sudah berusia lanjut dan uzur. bangunan-bangunan ini dimiliki oleh para keturunan China. Aktifitas manusia yang lalu lalang di sepanjang jalan itu juga tidak luput dari sergapan kameraku. Termasuk seorang . . . . . . . . . hmmm . . !!!

Perjalananku terus berlanjut..... kembali ke arah pasar seni itu. Berjalan-jalan diantara barisan gedung-gedung dan pertokoan di kawan itu, bersama dengan ribuan orang-orang yang tengah tergesa-gesa dan dipecut oleh waktu. Bersama mereka terselip para pelancong dari mancanegara yang tengah menikmati negara ini sebagaimana diriku. Beragam ras dan warna kulit serta bahasa, tumpah ruah di sekitar kawasan itu. Saat tengah mengamati para pelancong bule, mata saya tiba-tiba tertuju pada seorang diantara mereka. Saat itu dia tengah berdiri di sebuah persimpangan sembari melihat-liat ke sebuah buku kecil (kemungkinan peta kota KL). Percaya atau tidak, ini adalah kali ke-5 saya melihatnya dalam 11 hari terakhir. Dan semuanya terjadi di tempat yang berbeda dan di waktu yang berbeda. Saya ingat-ingat lagi, pertama kali saya melihat dirinya di menara Petronas, kemudian saya melihat dia lagi tengah berjalan-jalan di sekitar jalan Chow Kit, kemudian saya melihatnya lagi masuk ke dalam bis yang tengah saya tumpangi saat pulang dari kampus UM, juga saat menunggu komuter di KL Sentral dan hari ini . . . . . . .. memang, bule macam dia mudah menarik perhatian. Tampilannya selalu dalam keadaan bingung, dengan buku kecil itu dalam genggamannya. Secara fisik, tubuhnya lebih mungil dibanding orang-orang se-rasnya. Tapi dia mampu menggendong tas besar yang hampir seukuran tubuhnya. Sebuah tas kecil juga di lekatkan di dadanya dan jalannya selalu tertunduk (backpacker sejati kayaknya...wooww). Dari pertama melihat dulu, tampilannya ini sudah eye catching di mataku. Saya pun menyempatkan diri untuk memotret dirinya dari jauh . . . . . . tak lama kemudian dia berlalu dengan sebuah bis angkutan

Saya lalu kembali ke arah gedung Pasar Seni. Dan syukurlah gedung itu sudah buka rupanya. Saya pun segera menghambur ke dalamnya. Lokasi pasar seni ini sudah berdiri sejak lama. Hal itu bisa diketahui dari sebuah statue yang berdiri tepat dipintu masuk. Konon, lokasi pasar ini sudah ada sejak tahun 1909. Dahulu, pasar ini dipergunakan untuk menjual banyak kebutuhan sehari-hari seperti sayur-sayuran dan ikan. Tapi kemudian diubah fungsikan sebagai pasar yang menjual berbagai karya seni, kerajinan tangan dan oleh-oleh. Ada beragam kerajinan seni terpajang disini. Ada stan khusus untuk 'kampung melayu', ada khusus 'china town' dan ada juga kerajinan dari asia barat semacam karpet dan topi aladin.....

Saat itu saya hanya menyempatkan diri untuk membeli beberapa souvenir yang menggambarkan Malaysia. Tapi tiba-tiba mataku terarah pada stan khusus Cokelat yang terletak tepat di tengah-tengah gedung tersebut. berankeragam cokelat import diperjualbelikan dengan kemasannya yang sungguh anggun dan menarik. Saya memang sengaja menyempatkan diri untuk singgah disini untuk mebeli barang satu dua penggal Cokelat pesanan adikku di rumah. Dia memang seorang chocoholic. Saat mendengar kepulanganku, hampir 10 smsnya masuk hanya sekedar mengingatkan akan cokelat pesanannya.

Berada dalam toko cokelat itu, saya seperti kehilangan pegangan. Tak tahu mau menggamit yang mana. Semuanya punya daya tarik. Baik dari segi harga maupun tampilan. Masing-masing punya keunggulan yang membuatku hanya terputar-putar disitu tanpa bisa menghasilkan keputusan. Dan setelah dapat referensi dari sang penjaga toko yang manisnya seperti cokelat itu, sayapun akhirnya bisa menentukan yang mana. Hasilnya adalah, sekantung plastik cokelat dengan tampilan yang menurutku paling menarik diantaranya dan paling 'mungkin' untuk kantungku.

Usai belanja cokelat itu, saya memutuskan untuk segera balik ke rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang dan jangan sampai saya terjebak kemacetan di jalan nanti. . . . . . . Melelahkan, tapi tak apalah, untuk sebuah perjalanan terakhir dan penutup . . . apalagi menurutku semuanya sudah lebih dari cukup.

Bye . . bye . . bye . . KL. You have been great So Far..!!!!!

PUTRAJAYA TOUR



Kami tengah berada di sebuah kedai saat telepon Ibu Nur berbunyi. Pembicaraan yang tengah tergelar saat itu pun sekilas terhenti. Usai bercakap dengan si penelpon, Ibu Nur kemudian memberitahukanku, bahwa Prof. Ding sebentar lagi akan segera menuju ke posisi kami. Saat itu saya, Ibu Nur dan seorang mahasiswa Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) asal Indonesia tengah berada di wilayah Kajang,, sekitar 1 km dari Kampus UKM. Di tempat ini banyak tinggal para mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di UKM.

Ditempat itu juga kami bersepakat untuk bertemu dengan Prof. Ding. Guru besar kebudayaan asal UKM itu beberapa hari lalu berjanji untuk mengajak kami jalan-jalan ke wilayah Putrajaya. Dan hari ini, dia ingin menuntaskan janjinya itu. . . Beberapa menit kemudian, mobilnya pun tiba ditempat kami.

Diantara kami bertiga yang bergerak ke Putrajaya saat itu, memang hanya saya yang masih awam. Sekilas yang saya dengar adalah, bahwa tempat itu merupakan titik kosentrasi dari gedung-gedung pemerintahan Malaysia. Dahi saya sempat berkerut saat mendengar itu. "Gedung pemerintahan..? apa bagusnya..?". Selama ini dalam gambaranku, gedung-gedung birokrasi dan pemerintahan adalah tempat-tempat yang paling cepat membuat jengah. Terlalu banyak kekakuan dan kemapanan serta keseragaman yang berkelanjutan. Gedung-gedungnya pasti kusam tak terurus. Dan kalaupun diurus pasti serampangan, karena lebih banyak dana pengurusan yang 'ditilep' daripada yang benar-benar dimanfaatkan. Setidaknya seperti itu yang sering berlaku di Indonesia. Ah, tiba-tiba saya tersadar "saya khan sedang berada di Malaysia", sebuah negeri yang sejauh ini menampilkan banyak wajah berbeda dibanding yang sering ku temui di negeri sendiri. . . Tapi tetap saja, rasa penasaran terus meneggeluyuti sepanjang perjalanan.

Nanti setelah mobil kami perlahan mulai merayap masuk ke dalam komopleks Putrajaya ini, saya mulai terhenyak. "Inikah gedung-gedung pemerintahan itu, Waooowww..!!!". Mata saya seakan tak ingin berkejap menatap sejumlah bangunan yang ada. Memasuki kompleks Putrajaya, seakan memasuki sebuah wahana dalam dunia Fantasi dimana Istana-istana hadir berjajar-jajar. Sebuah dunia impian yang begitu memepesonakan. Sepanjang jalan itu, taman-taman bunga berwarna-warni hadir di mencuri perhatian mata kita untuk memandang. Rumput-rumput halus yang senantiasa terjaga, serta lampu-lampu jalan dengan bentuk yang unik dan khas. Menurut Prof Ding. Jika salah satu lampu ini rusak, butuh beberapa hari untuk normal kembali. Karena suku cadangnya tidak tersedia secara bebas, dan hanya diproduksi secara terbatas. Sejumlah papan iklan elektronik juga terpampang di sudut-sudut jalan. Termasuk papan iklan digital-nya Mancehster United yang saat ini memang tengah berada di KL.

Mobil kami kemudian berhenti di sebuah lapangan besar. Ini adalah titik pusat utama dari seluruh kompleks Putrajaya. Di situ berdiri sebuah bangunan megah dengan gaya arsitektur Melayu-Arabic. Bagian atas dari gedung itu terdiri dari beberapa kubah berwarna hijau. Puluhan bendera Malaysia berkibar kencang di depannya. Dan di sepanjang jalan masuknya, hadir pula bendera dan lambang negera-negera bagian di Malaysia. "Disitulah Pendana Menteri Malaysia berkantor".. ujar Prof Ding saat melihatku tengah melongo kagum. Gedung itu memang terlihat begitu anggun karena berposisi lebih tinngi dari yang lainnya. Penegasan bahwa 'yang tertinggi' tengah berada disini.

Tempat kami berdiri saat itu adalah sebuah lapangan yang mirip lapangan tianamen di China. Hanya saja di bagian tengahnya sudah dirias sedemikian rupa menjadi taman-taman dengan air pancur (fontaine) di beberapa titiknya. Bunga-bungan aneka warna juga tumbuh mekar di situ. Konon, itu adalah bunga-bunga langka yang sukses di revitalisasi lagi pemerintah Malaysia dan kemudian di patenkan. Jadi, hanya terdapat di negera itu, tepatnya di kompleks Putrajaya

Kami lalu bergerak ke arah danau yang terletak disisi lapangan. Danau ini dahulu adalah sebuah rawa-rawa yang kemudian dikeruk dan disulap menjadi lebih indah. Di situ juga ada boat wisata yang bisa digunakan untuk berkeliling-keliling danau. Dari sisi danau tempat kami berdiri saat itu, banyak yang bisa dilihat. Barisan gedung-gedung pemerintahan nun jauh disana (yang nantinya akan kami jelajahi), jhembatan-jembata dengan desain yang futuristik serta ikan-ikan mas berukuran besar yang tengah berkumpul di bawah danau itu, Memebri makan Ikan-ikan mas itu memang menjadi salah satu alternatif hiburan bagi mereka yang jarang melihat ikan berukuran besar.

Tak lama berselang, Prof Ding mengajak kami untuk makan di tempat itu. Sebuah restoran yang dijaga oleh orang-orang India memang berdiri disitu. Makan sebenarnya tidak menjadi harapan kami (saya dan Ibu Nur). Karena satu jam yang lalu kami baru saja menunaikannya. Perut masih terasa penuh. Alternatifnya, kami cukup memesan minuman saja. Pilihan saat itu jatuh pada kelapa muda. Tapi . . . . 'penyakit' Prof Ding kambuh lagi. Dia memaksa kami untuk makan saat itu. Pun makanannya adalah makanan yang tidak begitu akrab dengan kami. "pokoknya selama disini, kalian harus makan makanan yang tidak ada di Makassar" ujarnya sambil tersenyum. Kami hanya bisa pasrah saat melihat dia menenteng tiga piring mie. Tajuk mie itu adalah 'MIE ROJAK SINGAPORE'. "Mie dan Rujak " saya mulai bertanya-tanya dalam hati, bagaimana kalau kedua makanan ini di kompromikan. Perasaan saya mulai tak enak . . . tapi tak apalah, Prof Ding sudah begitu baik. Tak patut untuk ditolak...( weittsss, padahal penasaran ka juga)

Dan benar, bagiku mie ini rasanya tidak karuan. Terlalu manis dan . . . . pokoknya tak nyaman saat ditelan. Jujur saja, saya penggemar masakan yang manis-manis. Tapi untuk yang satu ini . . . ampuuuunn .. !!. Dengan ketabahan, saya coba menyelesaikan makanan itu. Bu Nur ternyata KO duluan. Dia mundur saat sendok yang ketiga selesai masuk ke mulutnya. Sementara saya masih mencoba untuk tegar dan berkeras mengimbangi Prof Ding yang makan dengan lahapnya. . . dan dengan perjuangan keras dan menyisakan beberapa item di piring, makanan itu kutinggalkan dalam keadaan 'sudah bisa disebut habis'.

Setelah makan, perjalanan kami berlanjut memasuki kompleks perkantoran. Sungguh sebuah pemandangan yang megah. Gedung-gedung pemerintahan itu berdiri dengan model arsitektur yang moderen dan unik. Tidak ada yang sama antara satu dengan yang lainnya. Berbagai sentuhan gaya dan seni bisa dilihat disini. Kekagumanku tiba-tiba terhenyak saat Prof Ding mulai berceloteh tentang Mahatir Muhammad. Sosok yang menggagas dan memulai program pembangunan kawasan pemerintahan Putrajaya ini. Menurutnya, ambisi besar Mahatir ini patut diapresiasi. Tapi disisi lain, pembangunan ini meninggalkan banyak cacat dalam pemerintahannya. Terutama dalam sektor keuangan negara. Pembangunan kawasan nan megah ini telah menguras pendapatan negara sampai pada titik terendah. Menurutnya, salah satu alasan kenapa Mahatir mau mundur dari Jabatannya sebagai PM beberapa tahun lalu ialah karena dia sadar sepenuhnya bahwa sudah tidak ada lagi kas di pemerintahan. Jadi diapun tidak ragu mundur. Kemauan keras Mahatir akan kawasan ini juga sempat menelan korban saat seorang petinggi Petronas meninggal dunia karena merasa terus tertekan oleh Mahatir. Mahatir memintanya untuk terus menggelontorkan sejumlah uang demi terwujudnya mega proyek ini, padahal kas perusahaan saat itu lagi limbung . .

Yah . . begitulah....selalu ada korban untuk setiap kemegahan. . . . .. . dan bagiku, apapun cerita dibaliknya, tempat ini sungguh memukau. Terlebih saat mengetahui bahwa ini adalah gedung pemerintahan.