Senin, 14 Februari 2011

. . . Kebahagiaan yang senyap



“ Kadang, hal-hal besar dalam hidup kita datang secara sederhana . . . . . “

(Selasa, 8 Februari 2011)
Sore itu, waktu hampir menyentuh pukul 5.30, saat aku baru tiba dari berolahraga. Keringat masih berseluncuran, dan napas belum lagi berarturan. Melepas sepatu olahraga di luar rumah, aku langung mengamankan segelas air dari dapur, dan juga hand phone dari dalam kamar. Mengecek mesin penghubung itu, kalau-kalau ada pesan penting yang masuk selama 2 jam saya berolahraga tadi. Selama ini, aku memang kerap meninggalkan handphone jika ingin beroahraga. Terlalu rawan jika turut serta membawanya ….

Sambil berjalan keluar rumah untuk cari angin-angin dan mengeringkan keringat, saya mengecek kesemuanya.

Dan . . yup. Satu pesan masuk. Asalnya dari Ibu Zusan, Kantor BaKTI, tempatku magang semasa kuliah dulu. Saat itu aku menduga ini sekedar SMS balasan ucapan terima kasih, karena siang sebelumnya baru mengirimkan ucapan Selamat Imlek --walau sudah terlambat--. Tapi pesan yang datang ternyata bukan itu.

“ JUN, KAMU DAPAT BEASISWA ADS, Dek. MANTAP .. SELAMAT YAAH “ .. Begitu bunyi pesan yang masuk …

Sontak tiba-tiba langkahku ke luar rumah terhenti. Tanpa sadar, jempol kananku kugigit pelan hingga terasa sakit. Napasku perlahan mulai teratur, sensasi rasa bahagia menjalar pelan. Aku bisa merasakan itu. Dia tidak meledak, dia tidak membuncah. Berkali-kali kubaca lagi SMS itu, dan bunyinya masih seperti itu, tak berubah . . . .

Segara, kupanggil Tante-ku, adik dari alm. Ibu, yang sudah merawat dan menjagaku sejak detik pertama aku bernafas di bumi ini. Padanya, kutunjukkan SMS itu untuk sekedar menkonfirmasi isinya. Dengan matanya yang tak lagi normal, dia membaca baris perbaris. Menyambung hufur yang terasa kecil dan bias baginya. Keningnya terlihat begitu mengkerut. Perlahan, aku mulai melihat ada senyum yang terbentuk di wajahnya, dan tak lama dia langsung memelukku usai tuntas membaca SMS yang kutunjukkan.

“Jadi . . Kapan berangkat itu ? “ Tanyanya singkat

Aku cuman mengangkat bahu, karena memang informasi lengkap masih belum kuperoleh. Baru sebatas SMS pendek tadi

Memang, penantian di Februari ini bukan milikku seorang, tapi aku tahu sepenuhnya, ada orang-orang yang kucintai yang juga menantikan kedatangan ‘kabar gembira’ ini. Mereka tahu tentang proses panjang yang sudah kujalani semenjak berbulan-bulan lalu.

Aku pun langsung menghubungi balik Bu Zusan, untuk mengkonfirmasi informasi ini dari dia. Sebelum menelepon, aku mempersiapkan begitu banyak kata yang berangkai, untuk mengucapkan terima kasih pada dia atas berita gembira ini, dan juga bantuannya selama proses seleksi dahulu. Tapi ternyata kesemuanya tak berjalan akur. Selama bertelepon, tiba-tiba mulutku terkatup. Tak banyak yang kuucapkan selain kalimat singkat TERIMA KASIH ATAS SEMUA DAN SALAM BUAT TEMAN_TEMAN DI BaKTI . . . Tak ada kiasan bertele-tele, tak panjang dan tak lebih dari itu.

Dari pembicaraan singkat tadi, Ibu Zusan mengatakan kalau mereka sudah mendapat email dari pihak Australian Developmen Scholarship (ADS) bahwa aku masuk sebagai salah satu penerima beasiswa ‘sekolah Master (S2) ke Australia’ untuk tahun 2010/2011. Namun sayang, dua utusan lain dari kantor kami, belum seberuntung aku untuk kali ini. Email pemberitahuaan itu sendiri sudah di forward ke email-ku. Segera, aku pergi mengeceknya di warnet yang tak berjarak jauh dari rumah . . . . . .

Sepulangnya dari mengecek email tersebut, aku duduk terdiam di depan rumah. Mencoba ‘memutar’ kembali rekaman kebahagian di sore ini, semenjak berita itu kuterima. Perlahan aku tersenyum kecil. Ada yang sedikit berbeda dari harapan sebelumnya. Dahulu, aku sempat membayangkan bagaimana ‘cara merayakan’ jika aku berhasil mendapatkan beasiswa ini. Berteriak girang di sepanjang kompleks; meloncat-loncat tak terkendali; menelepon semua orang, teman dan sejawat; atau bersujud syukur sembari ber-takbir hingga urat leher menegang kencang . . . . .

Tapi kenyataanya, sama sekali tidak seperti itu.

Saat itu, saat sudah memastikan berita itu, aku justru terjebak dalam kediaman yang senyap. Duduk di teras rumah sendirian saat hari hampir gelap. Tak ada kehebohan, pun juga sorak-sorai yang ramai. Handphone pun sebatas ku genggam. Tak ada seorang lain yang kuhubungi selain Ibu Zusan tadi. Kalimat Takbir juga tak menggema kencang dari mulutku. Dia hanya keluar lirih, bergantian dengan ucapan syukur lain. Singkatnya : TAK ADA YANG BERLEBIHAN di sore hari itu.

Yaahh, berita itu datang saat aku dalam keadaan lelah usai berolah raga. Tenagaku terlalu sedikit untuk berloncat-loncatan. Suasana kompleks juga sedang senyap menjelang maghrib, dan akan terasa ganjil kalau tiba-tiba aku berteriak heboh. Ahh, Mungkin DIA sudah mengatur itu. DIA memang tak ingin ada berlebihan. Membuatku tersadar bahwa ini memang bukan kegembiraan yang paripurna. Ini hanyalah gerbang awal dari begitu banyak hal berat di ujung sana. DIA tahu keadaanku, dan DIA ingin aku memperbaiki diri sebelum menjalani semuanya. Sekali lagi, ini bukan pesta semalam yang akan usai di pagi nanti. Tak ada yang pantas di rayakan . . . .
Ibarat Homerus yang baru diangkat sebagai Panglima Tentara Sparta, “ .. tak patut ada perayaan atas kenaikan pangkat ini, karena perjuangan yang sesungguhnya baru akan di mulai . . . . . . “

** Great Thanks for John Mayer, we’ll got sing along together during I wrote this one . . Nice one Lads ^_^

== Perjalanan ke depan akan menjadi sangat menarik. Begitu banyak hal baru yang mesti disimpan, dalam ingatan dan dalam catatan

. . . memulai lagi.

Upppss . . akhirnya KOTAK IMAJINASI ini bisa terbuka lagi. Postingan terakhir nyaris setahun berlalu. Setelahnya, kosonggg . .. Sempat ada kegairahan yang hilang. Dan itu berarti kehilangan segalanya. Perlahan, ada impian baru yang akan diretas, ada inspirasi baru yang menjanjikan banyak hal di depan sana.

Perjalanan ke depan akan menjadi sangat menarik. Begitu banyak hal baru yang mesti disimpan, dalam ingatan dan dalam catatan . . Karena setiap proses takkan pernah berhenti, maka setiap catatan hendaknya tidak berakhir ..

Anyway, Terima Kasih untuk yang sudah sempat Mampir . . Maaf,kalau rumahnya lagi kosong dan tak berpenghuni. Sekarang si empunya sudah datang dan kemungkinan besar, dia akan bercerita tentang banyak hal disini,.Tentang buah perjalanannya semasa meninggalkan kotak ini, serta imajinasi liarnya tentang masa depan.
Oh iya, kalau si empunya tak terdengar lagi, jangan sungkan untuk membangunkan dan mengingatkan. Mungkin dia lagi terlelap di sudut rumah, diatas kursi malas kesayangannya.


Salam . . .