Jumat, 19 Maret 2010


Kampus UM


. . . . . . Untuk kedua kalinya saya berada di tempat ini. Sebuah ruang tak berdinding yang terletak di bagian utara kampus University of Malay. Ada banyak kursi serta meja disini, yang hadir berkelompok-kelompok. Satu meja, dikelilingi oleh 4 atau 5 kursi. Tapi saya tak duduk diantara salah satunya. Saya lebih memilih sebuah meja panjang dan duduk disalah satu ujungnya. Laptop ku keluarkan dari dalam tas gendongku. "pasti disini bisa OL" pikirku. Di tempat itu, ada beberapa orang yang juga tengah serius dengan laptop mereka masing-masing. Sebenarnya saya tak begitu tahu, apakah mereka sedang OL atau hanya sekedar mengetik dan mengerjakan tugas. Tampilan laptop mereka tidak terlihat jelas dari tempatku duduk. . . . Let's try . . !!!!!!!

Laptopku pun mulai men-scan keberadaan jaringan di tempat itu. Dan upzzz . . . . Muncul 3 server di layar monitorku. Dua diantaranya ber-sinyal kuat ( 5 kotak) dan satu yang tidak terlalu kuat (3 kotak). Saya lalu mencoba terhubung dengan dua sinyal yang terkuat. Dan tersambung . . . Tapi, layar yang kemudian pertama muncul adalah logo dan lambang University Of Malay, dan kotak bertuliskan : please insert your student ID and password. Alamaaaak...!!! Dua sinyal terkuat ternyata di proteksi. Muncul bisikan setan untuk menerobos jaringan itu secara illegal , tapi langsung ku urungkan. Karena memang, saya tak tahu caranya.. . .

Tapi masih ada satu lagi, walau tak terlalu kuat. Dan alhamdulillah, akhirnya masuk juga....fuihhhhhh..!!!! Tidak begitu cepat memang, tapi tak apalah. Yang penting bisa terhubung dengan dunia maya. Surfing pun dimulai . . . . .

Tak berapa lama kemudian, beberapa orang mahasiswa (bermata sipit) datang ke tempat itu. Mereka berbaju kaus seragam warna ungu. Ada beberapa tulisan yang menghiasi baju mereka. Tak jelas bacaannya apa. Hanya satu tulisan yang sempat ku identifikasi, yaitu charity. Salah satu diantara mereka kemudian menghampiriku. Dia duduk berjongkok seraya tersenyum hangat. Tangannya dijulurkan untuk menyalamiku. Akupun menyambut hangat dan balas tersenyum. Dia lalu mulai berbicara :

( *sudah ditranslate ke bahasa Indonesia dan dipotong seperlunya)


" Selamat siang, maaf mengganggu. Nama saya Jefrey Wan. Saya minta waktu anda sebentar barang 5 sampai 10 menit. Boleh ..? ". Tanya dia dengan sangat ramah.

Saya hanya membalas dengan anggukan pelan untuk menyetujui. Dia lalu mengeluarkan sebuah alat peraga semacam kalender yang lembarannya bisa di balik-balik. Setiap lembaran itu adalah visualisasi dari apa yang tengah dijelaskannya. Ternyata, dia dan mereka yang berseragam ungu tadi, adalah anggota dari semacam lembaga kemahasiswaan yang akan mengadakan kegiatan amal untuk membantu anak-anak miskin di Malaysia. Mereka bermaksud untuk menjaring dana awal dari kami yang tengah duduk disitu.

Dalam penjelasannya, si Jefrey ini dengan runtut menceritakan siapa dirinya, apa organisasinya, apa program yang tengah mereka lakukan, apa tujuan program ini, kenapa saya -sebaiknya- membantu program ini, bagaimana cara saya untuk bisa membantu program ini, dan apa hal paling minimal yang bisa saya lakukan. Jujur saja, saya terkagum-kagum dengan cara dia menjelaskan kesemuanya itu. Dia bisa meng-komunikasikan dengan baik apa maksud dan tujuan dia meminta saya untuk menyumbang. Mungkin saja dia sudah dilatih dan mendapat briefing khusus sebelum turun lapangan.

Dan bukan hanya Jefrey. Mereka semuanya, yang berbaju ungu itu, ternyata memiliki dan dibekali kecakapan dalam melakukan presentasi. Dan mereka membawakannya dengan begitu baik. Oh iya, pada awal sebelum dia menjelaskan tadi, si jefrey sebenarnya menawarkan apakah dia akan menjelaskan dengan bahasa Inggris atau bahasa melayu. Saat itu saya tidak menjawab apa-apa. Dan diapun memilih menjelaskan dengan bahasa melayu (mungkin karena dia melihat saya yang tidak ada potongan berbahasa Inggris, hehehhehe).

Sekali lagi, saya kagum dengan cara mereka melakukan presentasi, dan juga cara mereka menggaet dana. Mereka melakukannya dengan sangat hangat dan meyakinkan. Bagaimana mekanisme pelaporan keuangan hasil sumbangsih yang mereka dapatkan, juga disebutkan. Akhirnya orang-orang semacam saya dan orang-orang disitu, kemudian menjadi yakin untuk mengulurkan bantuan. ( saya menyumbang 5 ringgit pada saat itu, karena hanya segitu uang ringgit yang ada di dompet-ku).

Saya ingat, semasa mahasiswa dulu saya pun beberapa kali terlibat dalam kegiatan seperti mereka itu. Mencari dana untuk kelangsungan suatu kegiatan. Cuma ada yang berbeda Kami dulu tak melakukan sebagaimana yang mereka lakukan. Kami tak pernah melakukan presentase kepada mereka-mereka yang kami harapkan bisa menjadi penyandang dana. Yang kami lakukan hanyalah menyebarkan list dan meminta uang tanpa mereka perlu tahu untuk apa kami meminta uang. Atau dengan cara menggelar bazaar, dengan sedikit memaksa orang untuk membeli kuponnya. Dan saat mereka datang ke bazaar kami, langsung saja kami menawarkan makanan dan mengambil uang mereka tanpa perlu menjelaskan atau menceritakan tentang kegiatan yang akan kami gelar . . . . . .

Mungkin itu yang membedakan . . bagi mereka disini, menjaga kepercayaan orang yang menyumbang adalah penting. Makanya, mereka harus bisa menjelaskan sejelas-jelasnya tentang apa yang mereka lakukan. Dan mereka yang menjelaskan ini, adalah orang pilihan yang komunikatif dan hangat pada orang lain . . . . .

Memang, kita belum seperti mereka.......

0 komentar:

Posting Komentar