Minggu, 21 Maret 2010

. . . . aku pun memilih




Entah itu
keputusan yang tepat atau tidak, tapi secara the Facto aku sudah tidak berada di tempat itu lagi. Tidak akan ada lagi lembur di akhir pekan atau tidur di kantor sembari berbaring di sofa nyaman dan menatap Televisi Flat 42 Inch.

Hampir lima bulan bergelut di kantor itu, dan batas akhirku pun tiba sudah.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan apapun. Ini adalah sebuah pilihan logis yang berangkat dari Impian besarku. Ini adalah seni untuk memilih takdir kita. Seperti itu Tzun Szu mengatakan.

Lima bulan berada ditempat itu, sejujurnya, aku sudah belajar banyak hal baru yang lumayan menarik menurutku. Bagaimana membuat Feastibility Study atau Studi kelayakan, Menyusun komposisi tata ruang, Mengukur Pola Ruang, Struktur Ruang dan aspek-aspke yang berkenaan dengan itu. Jujur saja, semuanya Menarik . . !!.

Tapi memang, sejak awal aku sudah meyakinkan diriku untuk tidak menjadikan tempat itu sebagai lanjutan karir untuk masa depan yang lebih jauh. Tempat itu, bagiku, hanya sebatas persinggahan sementara, sampai aku menemukan yang searah dengan ‘impian besarku’ selama ini.

Hingga kemudian yang kutunggu-tunggu itu datang juga. Setelah berdegup-degup khawatir selama beberapa waktu. Kepastian akan proyek Radio BaKTINEWS akhirnya kudapatkan. Konfirmasi ini kuperoleh hari jumat pekan lalu dari sahabat sekaligus supervisor-ku di tempat itu dulu, Mila Schwaiko. Dia, seorang Australia yang sudah menjadi warga Ubud Bali, menyampaikan bahwa proyek sederhana itu akan resmi kutangani. Tinggal menunggu audit TOR dari pimpinan BaKTI. Kalau tak ada aral melintang mulai pekan ini, aku sudah bisa memulai semuanya.

Usai menerima konfirmasi dari Mila, tanpa ragu lagi aku memutuskan untuk ‘beranjak’ dari tempat persinggahan sementara itu. Meninggalkan semua fasilitas dan kenyamanan yang selama ini kuterima jika tengah bekerja disana. Tak ada lagi fasilitas ‘boleh makan dimana saja asal ada nota’, tak ada lagi fasilitas ruang tidur Full AC dengan bacaan-bacaan majalah travel yang menggiurkan dan lain lain . . . . .
Tapi sekali lagi, ini adalah pilihan sadarku. Aku harus bisa beranjak dari titik nyaman itu, menuju apa yang kusebut impian . . . . .

Bergabung kembali di BaKTI, tempat dimana aku banyak mengabiskan masa pembelajaran menjelang akhir kuliah, adalah sebuah keinginan besar. Bagiku, tempat itu adalah sebuah kendaraaan umum yang trayeknya searah dengan impian besar-ku. Apalagi, mereka sudah berjanji akan 'membantu dan mengantarku' sejauh yang mereka bisa. Saat mereka sudah bersedia untuk menyediakan 'tumpangan' itu, maka selayaknya akupun harus memberikan sesuatu untuk mereka. Memberikan semua yang terbaik agar mereka juga mau memberikan apa yang terbaik dari mereka. Semua hubungan yang saling menguntungkan dan saling membutuhkan . . . . .

Membuat progrm Radio ini, memang bukan hal baru bagiku. Ini adalah kali ke empat aku menanganinya. Namun yang membedakanya adalah : ruang independensi yang kudapatkan, kali ini sedikit lebih luas. Aku mendapatkan tanggung jawab tunggal untuk itu dan punya kewenangan untuk menyelesaikan semuanya . . .

Sebenarnya ada sedikit perasaan tak nyaman saat harus meninggalkan rekan-rekan kerja ditempat itu. Padahal, pekerjaan belum sepenuhnya tuntas. Akupun mulai merasa sedikit egois atas keputusan ini. Tak bertanggung jawab ?? yaa, mungkin seperti itu . . .

Tapi, akupun merasa memiliki tanggung jawab atas masa depanku dan atas semua impian-impian yang sudah kubangun selama ini . . . .

Dan saat mereka datang menjemputku, tak ada alasan untuk mengabaikannya !!!

0 komentar:

Posting Komentar