Jumat, 19 Maret 2010

Knight's Tale : King Of Europe


. . . . . . Malam itu tidak menjadi terlalu gelap, karena rembulan mau menyumbang sedikit sinarnya. Tidak penuh memang, tapi cukup membantu pandangan mata saat beberapa kapal pengangkut tengah berlayar membelah selat Channel yang memisahkan antara Pulau Britania dan benua Eropa. Lautan saat itu juga begitu tenangnya, nyaris tanpa ombak yang menganggu. Angin yang bertiup menggerakkan kapal-kapal dari kayu Oak itu, dan juga meng-kibar-kibarkan ribuan bendera kebesaran berwarna Merah yang terdapat di setiap sisi kapal.

Sore tadi, armada kapal ini bertolak dari pelabuhan Southamton di selatan Inggris, dengan tujuan pelabuhan Cherbourg di wilayah barat Prancis. Kalau tidak ada aral melintang, besok siang mereka sudah akan tiba disana. Tidak begitu jelas, berapa jumlah kapal yang turut dalam armada ini. Begitu juga total manusia yang diangkut di atasnya. Tapi kalau mau dikisar, mungkin ada sekitar 25 ribuan. Mereka bukan penumpang biasa. Mereka adalah pasukan perang paling tangguh dari daratan Inggris saat ini. Penguasa tanah Britania, sekaligus penguasa benua biru Eropa. Mereka berasal dari sebuah kota sakral bernama Manchester.

Cherbourg sendiri bukanlah pemberhentian terakhir mereka. Karena dari sana mereka akan meneruskan perjalanan darat ke arah timur hingga tiba di Strasbourg. Dari situ, arah perjalanan akan berubah ke selatan, menyusuri sisi timur dari pegunungan Alpen dan memasuki tanah kekaisaran Roma. Bukan untuk menaklukkan, karena Roma adalah bagian dari penaklukkan yang mereka lakukan hampir setahun yang lalu. Tapi datang untuk memenuhi naluri mereka sebagai penguasa : melenyapkan segala yang mengancam tahta mereka.

Ancaman itu datangnya dari bangsa Catalan. Sebuah bangsa yang hidup di pedalaman Spanyol. Saat ini mereka tengah menjadi pemuncak tahta di sana. Naluri penaklukkan mereka kemudian mengiring mereka untuk mencaplok beberapa bangsa lain di sekitarnya. Entah sudah berapa wilayah yang mereka bikin bertekuk lutut. Dan korban mereka tersebar di banyak bagian benua biru itu. Terakhir, mereka menginvasi sebuah wilayah kecil di sebelah utara London sekaligus menghancurkan kastil Stamfor Bridge.
Panaklukan di tanah Britania itu dianggap sebagai sebuah ‘kelancangan’ bagi penguasa daratan Britania saat ini, Sir Alex Ferguson. Dia adalah pemimpin sekelompok Ksatria berjubah merah yang begitu digdaya dan tangguh. Yang menjadi pemegang supremasi Inggris Raya sekaligus pemilik tahta Eropa. Julukan mereka juga kejam, The Red Devils atau si Setan Merah. Mereka bertempat tinggal di kastil Old Trafford di wilayah Manchester. Dan kali ini, mereka akan meminta pertanggung jawaban dari penguasa Catalan, atas invasi teritorialnya ke daratan Inggris. Sebuah pertempuran penentuan dengan bangsa Catalan akan tersaji di daratan Eropa, tepatnya di bekas pusat kebudayaan bangsa Romawi, kota ROMA.
Perjalanan mereka kali ini, adalah pertaruhan besar atas mahkota Eropa yang kini tersemat di dada dari jubah merah kebesaran mereka. . . .

Di barisan terdepan armada Old Trafford ini, di bagian dek teratas dari kapal utama, seorang Ksatria Nampak berdiri sendiri. Kedua tangannya berpegangan pada kayu bulat yang melintang tepat di depannya. Kapal itu merupakan yang terbesar dan termegah diantara semua kapal yang tengah berlayar saat itu. Wajar saja, karena itu adalah kapal yang di tumpangi oleh para Ksatria-Ksatria utama dan pilihan. Termasuk dia, yang merupakan salah satu Ksatria paling cemerlang yang ada saat itu. Dari bagian teratas dari kapal tersebut, dia bisa melihat sekeliling dengan cukup baik. Langit yang cerah diatas sana, barisan armada kapal perang yang berlayar rapih di belakang kapalnya, dan garis batas cakrawala di depan sana. Di balik cakrawala itulah tersembunyi Eropa Daratan, dimana kapal ini dan dia akan bertuju. Dan sejauh ini, belum ada yang tampak. Daratan masih terlalu jauh. Apalagi ditambah gelapnya malam. Tidak terlalu jelas apa yang di depan sana.

Ksatria itu berwajah sangat rupawan. Usianya masih sangat muda. Mungkin berkisar 21 atau 23 tahunan. Tubuhnya kekar dengan otot-otot yang bermunculan secara proporsional. Matanya yang tajam, menatap lurus kedepan. Berusaha menembus gelapnya malam. Hendak menjamah tujuan akhir, yang tak mungkin akan nampak saat itu. Malam dan angin yang dingin tak sedikitpun dihiraukannya. Sesekali dia menarik nafas panjang dan melihat posisi bulan diatas sana. Beberapa saat kemudian dia berguman pelan: “Kenapa perjalanan ini lama sekali. . . . . matahari pagi, cepatlah muncul. ”
Beberapa saat berselang, seorang lain terdengar mendekat. Derap kakinya menaiki tangga yang terletak di samping kiri dek teratas dari kapal tersebut. Suara kakinya yang menaiki tangga kayu itu cukup keras, tapi tak cukup keras untuk membuat sang Ksatria tadi bergeming. Ternyata yang datang adalah Ksatria lain.

“ Cristiano !!, kau disini rupanya. Saya melihat kamarmu kosong. Jadi saya mencarimu hingga ke atas sini. “ ujar Ksatria yang baru datang itu, membuka pembicaraan.

Tapi yang diajak bicara masih membisu . . . . nampaknya dia belum menyadari kehadiran Ksatria yang lain itu.

“ Hey . . Cristiano, turunlah beristirahat . . . .. hari sudah hampir pagi. Perjalan kita masih panjang. Simpan tenagamu”. Sambungnya.

Baru setelah pertanyaan kedua itu, Ksatria yang ternyata bernama Cristiano tadi tersentak.

“ Oh, kau Ryan !!. Maaf saya tak menyadari kehadiranmu. Saya begitu menikmati perjalanan malam ini.” Balas Cristiano.

Ksatria yang baru datang itu, adalah Ryan Giggs. Dia adalah salah satu Ksatria terbaik yang pernal lahir dari Kastil Old Trafford. Usianya sudah tidak muda lagi. Sekitar 35 tahun. Tapi walau begitu, dia masih menjadi andalan dan tumpuan utama bagi kerajaannya. Orangnya begitu bersahaja. Kesetiaanya pada tahta Old Trafford tiada bandingannya. Saat ini, dialah Ksatria yang paling senior di kastil Old Trafford. Di Kastil para elit warrior itu, dia sudah bergabung sejak masih berusia 17 tahun. Dan sudah menjadi bagian terpenting dari rentetan panjang kesuksesan penaklukan pasukan Old Trafforld. Tak salah kalau gelar sebagai Komandan Legiun Pasukan Elit The Red Devils Army di berikan padanya. Sosoknya juga sangat dikagumi. Tanpa banyak bicara, dia lebih sering berbuat. Penghormatan kepada Ksatria ini, tidak hanya datang dari tanah Britania. Tapi dari seluruh Eropa.

Kepeduliannya pada kondisi seluruh skuad-lah yang membuatnya keluar mencari Cristiano malam itu, setelah menengok kamar-nya yang kosong. Giggs sebenarnya memahami bagaimana keadaan dan kondisi psikologis junior-nya itu, Naluri mudanya masih sangat dominan. Keinginannya untuk menaklukkan sangat kuat. Semangatnya selalu berapi-api menjelang pertempuran seperti saat ini. Tapi itu bukan hanya sekedar naluri liar. Karena dia, Cristiano Ronaldo, merupakan ksatria terbaik di tanah Eropa saat ini. Perannya sangat besar saat mengantarkan pasukan Old Trafford menjadi pemagang tahta di tanah Britania dan di seluruh Eropa setahun yang lalu. Dalam setiap pertempuran, dia selalu menjadi yang terdepan. Mencoba menahan dia, adalah sebuah kesulitan yang teramat besar. Tahun lalu dia menjadi penakluk terbanyak di seluruh daratan Eropa. Dan dia telah menjadi sebuah fenomena di usia yang masih se-muda ini.

Giggs, sang Komandan Legiun, juga paham benar bahwa pertempuran menghadapi bangsa Catalan nanti, bagi seorang Cristiano bukan sekedar pertarungan antara dua bangsa terkuat yang ingin bertahta di Eropa. Tapi lebih dari itu, ada terselip ambisi pribadi di dalamnya. Keinginan untuk menegaskan tempatnya sebagai Ksatria yang terbaik di seluruh Benua biru. Karena sempat tersiar kabar, kalau beberapa wilayah menolak untuk mengakui dia sebagai The Greatest Knight. Ada nama lain yang muncul. Nama yang dianggap oleh orang-orang itu lebih pantas daripada dia untuk bergelar Ksatria terbaik. Dan Ksatria itu, datang dari Catalan. Bangsa yang akan mereka hadapi nanti.

Itulah mengapa, pertempuran ini akan menjadi penting bagi seorang Cristiano. Karena ada kesempatan untuk berhadapan langsung dengan sosok yang dianggap lebih baik dari dia. Ini adalah momen pembuktian bagi dia, tentang siapa yang sebenarnya yang terbaik di daratan Eropa. Ketidaksabaran kini tengah menggelutinya. Ketidaksabaran menantikan The Judgement Day, dan membungkam mulut-mulut kotor yang menggugat gelarnya.

Nama Ksatria asal Catalan itulah yang memang tengah membuatnya gusar dan tidak menjadi sabaran malam itu. Dia ingat, setahun lalu dia sebenarnya sudah berhadapan dengannya. Dan mereka, pasukan Old Trafford-lah yang akhirnya memenangkan pertempuran itu. Kini, mereka akan berhadapan lagi. Tapi menurut yang didengarnya, Ksatria asal Catalan ini semakin matang dalam pertarungan. Dia sudah banyak memakan korban. Itulah yang membuat Cristiano tidak betah menunggu lama.

“Sudahlah, saya tahu apa yang sedang kau pikirkan. Tapi jangan buang-buang energimu untuk menanti pagi yang masih lama. Beristirahatlah. Perjalanan masih terlalu panjang dan lagi, pertempuran nanti bukanlah pertempuran yang mudah. Jangan sampai kau menghadapinya dalam keadaan yang tidak bagus . . . .ayo, turunlah . . ” Ucap Ryan Giggs sambil menepuk bahu belakang Cristiano.

Cristiano sendiri hanya tersenyum kecil sambil mengangguk pelan.

“ Baiklah . . aku turun duluan . .” lanjut Giggs. Ksatria bersahaja itu pun kembali turun, masuk ke dalam kapal dan meninggalkan Cristiano sendirian seperti semula.

Dalam kesendirian, Cristiano kembali menerawang ke langit sembari menarik nafas panjang. Dia lalu mengeluarkan secarik kertas papyrus kecil dari dalam sakunya. Melihat tulisan yang tertera di atasnya dengan mata tajam.

“ . .Kita lihat, siapa yang terbaik nanti . . . “ Cristiano berguman sendiri di tengah derasnya angin yang tengah menerpa.

Kertas itu kemudian di remasnya hingga lusuh dan kemudian disobek, terpisah menjadi dua bagian. Sobekan kertas itu lalu dibuangnya ke lantai dek dan sempat menginjaknya, sebelum akhirnya dia bergerak turun ke dek bawah untuk beristirahat, meninggalkan dua sobekan kertas tadi. Satu sobekkannya tertulis ‘MES’ . . dan di sobekan lainnya tertulis ‘SI’.

Tak lama berselang Angin malam menerbangkan kedua potongan kertas itu pergi jauh . . jauh . . meninggalkan Kapal dan Armada kapal Merah yang berlayar dengan gagah di bawah siraman sinar rembulan pada malam itu. . . . . . . . . . .

. . .. . . . be continued

0 komentar:

Posting Komentar