Jumat, 19 Maret 2010

A Letter for Maestro . .



Dear Sir . .!!!

Apa khabarmu Ksatria Tua Scotland ..? Semoga gelora itu masih ada, sebagaimana yang sudah-sudah.

Maaf, baru kali ini aku menyempatkan waktu untuk menuliskan sebuah surat buatmu di musim yang baru ini. Tapi jangan berprasangka yang macam-macam. Kecintaanku pada semangat Setan Merah tetap sama, dan jangan sedikitpun kau meragukan itu. Walaupun memang, saat ini aku tengah jatuh cinta juga sama klub Turin itu, Juventus. Penampilan mereka di awal musim ini begitu impresif. Sejumlah kemenangan mereka bukukan dan merupakan kandidat terdepan untuk menggerus Inter milan yang selama ini dengan lancangnya duduk di tahta milik mereka. Kau tahu, saya sangat berhahap final UEFA Champion League (UCL) musim ini akan mempertemukan klubmu dengan mereka...Hahahahahaha..!!!

Oh iya, berbicara tentang UCL, saya ingin mengucapkan selamat atas debut mulus tim-mu di musim ini. Aku jadi penasaran, teriakan macam apa lagi yang lantunkan sehingga anak buahmu sukses menggamit kemenangan di stadion Inoue, Turki semalam (saya tahu bagaimana brutal dan fanatisme serta teror mental dari orang-orang di sana). Dan Paul scholes, saya dengar dialah yang mencetak gol. Eh, sampaikan salam saya untuk dia. Begitu juga untuk Antonio Valencia. Katanya dia bermain apik semalam. Kalau benar seperti itu, maka sekali lagi, kau memang jeli dalam melihat potensi pemain.

Sir . . ! ! Jujur saja, sebenarnya aku termasuk orang yang masih meragukan kualitas pemain-pemainmu di musim ini. Terutama untuk lini tengah. Kau tahu, aku masih merqsa trauma dengan kejadian di final UCL musim lalu. Aku melihat bagaimana lini itu begitu rapuhnya, dan kesulitan saat berseteru dengan pemain-pemain Barcelona. Mereka dengan mudahnya bisa ditekan. Namun sebaliknya, sangat rapuh saat menekan. Aku senang dengan Fletcher, Carrick, Andersson serta Park Ji Sung yang ada di barisan tengahmu. Tapi mereka ini sebatas 'pekerja keras' di lini itu. Bukan seorang kreator yang bisa memberikan solusi saat tim menemui kebuntuan. Mereka ini, sering kehilangan akal jika berhadapan dengan tembok tebal lawan. Dua nama lawas, Ryan Giggs dan Paul Scholes juga tak bisa diberi beban yang terlalu berat. Usia mereka sudah 'lewat', fisik mereka pun kian melambat. Dan bagiku, pengabdian mereka selama ini sudah tunai..!!!

Untunglah kalian memiliki Wayne Rooney. Sejauh ini, nama itu selalu menjadi solusi untuk menjemput kemenangan yang kerap gagal dihadirkan oleh lini tengah. Aku kagum pada dia, dan segenap kemampuannya dalam bermain. Tangguh berduel, kuat dalam sprint, berani bertarung dan rajin menjemput bola. Dari beberapa pertandingan yang langsung ku tonton, hanya nama ini yang menonjol dari barisan penggedormu. Selebihnya, sunyi. sekali lagi, kita usah berharap banyak untuk melihat Aksi Ryan Giggs yang mencetak gol spektakuler usai menggiring bola dari tengah lapangan sebagaimana yang kerap dilakukannya 10 tahun lalu. Kakinya sudah kehilangan sihir seiring dengan rambutnya yang mulai beruban.

Barbatov . . . . Hmm, sejauh ini aku belum menemukan alasan apakah dia memenuhi syarat untuk dibeli dengan harga lebih 500 miliar pada musim lalu. Pergerakannya di depan kadang tak seirama dengan Rooney. Pun saat bertarung sendirian dilini depan, dia dengan mudah akan terjatuh dan kehilangan bola. Makanya, jangan salahkan sikap sebahagian suportermu yang kerap mencemoohnya jika sudah membuang terlalu banyak peluang di depan gawang lawan..... Dan bagaimana dengan keputusanmu mendatangkan Michael Owen ? Apa sebenarnya pertimbangan logismu untuk seorang pemain yang datang hanya dengan berbekal 'sejarah kegemilangan di masa lalu' dan daftar cedera yang rantai-berantai ?. Aku memang belum melihat langsung penampilannya musim ini, terkecuali mengetahui kalau dia sudah punya koleksi sebuah gol. aku curiga kau mungkin merindukan sosok seorang Ole Gunnar Solskjaer. Pemain itu, tak pernah beranjak dari status cadangan, tapi kerap hadir di saat-saat yang krusial. Dia menjadi senjata rahasia saat tim tengah tergeletak di tengah permainan dan hampir dinyatakan KO.

Sementara itu, sosok semacam Antonio Palencia dan Obertan belum bisa kuberi nilai. Aku jarang melihat mereka tampil, baik musim ini maupun di musim-musim yang sebelumnya. Tapi jika merujuk pada pujianmu ke Antonio Palencia semalam, aku harus berharap bahwa itu bukan pujian yang terakhir . . . . . Bagaimana dengan Nani ? Apa rencanamu tentang dia ? Menurutku, harus ada pendekatan berbeda terhadap pemain ini. Kau tahu, dia pasti memikul beban berat saat harus menggantikan sosok CR7. Biar bagaimanapun ekspektasi orang terhadapnya sudah kadung tinggi. Pesona CR7 selama ini membuat warga Old Trafford menunggu kelahiran titisannya. Dan ini tidak adil bagi seorang Nani, karena dia dipaksa untuk mengambil jalur seperti yang telah di lalui oleh seniornya itu. Biasanya, orang dengan mudahnya akan mengucurkan kritik pedas jika dia gagal tampil menyamai yang sebelumnya . . . . Tapi, aku masih percaya pada kapasitasmu 'mendewasakan' pemain sebagaimana yang sudah kau lakukan pada Rooney.

Tentang CR7, kau tentu mendengar kalau dia langsung tampil trengginas dia awal musim ini. Semalam dia bahkan langsung mencecarkan 2 gol ke gawang FC Zurich. Keduanya lewat trademark 'Tendangan Bebasnya' yang fenomenal itu. Madrid pun menang 5-2. Hey, apakah kau pernah menyesal setelah melepas anak itu ke pangkuan Real Madrid..? hahaha ... mungkin ini hal yang biasa bagimu. Kau pernah melepas Beckham dan Van Nistelrooy ke Madrid, dan sama sekali tak menggoyahkan kekuatan klubmu. Tapi jujur saja, saya menyesali itu. Tapi penyesalanku ini lebih karena kepergian CR7 'hanya' dibayar dengan nama-nama seperti Owen, Obertan dan Palencia. Kemana uang 1,3 trilyun itu ?. Dalam bayanganku, kepergian CR7 harusnya dibayar dengan kehadiran Frank Ribery atau Ibrahimovic, atau bahkan keduanya sekaligus. Tapi sudahlah, kalian tentu sudah punya hitung-hitungannya.

Eh, aku juga ingin tahu apa yang terjadi dengan Owen Hargreaves. Treatment seperti apa yang sudah kalian lakukan padanya. Maaf, aku bukannya ingin lancang, tapi hanya karena merindukan kehadirannya. aku masih menyesali absennya pemain kriwil ini di final UCL lalu. Karena sebenarnya, dialah sosok petarung sebenarnya di lini tengahmu saat merebut UCL dua musim sebelumnya. Dan Darren Fletcer, sama sekali bukan penggantinya, begitupula dengan Michael Carrick. Atau begini saja, jika nanti kau bertemu lagi dengannya, ingatkan bahwa Piala Dunia kian dekat, dan tempatnya di Timnas mulai terancam oleh Frank Lampard. semoga dengan begitu, keinginannya jadi berlipat-lipat untuk segera sembuh . . hahahahahahha

Ada satu hal lagi yang ingin kau tanyakan padamu . . . Tapi tolong jangan tersinggung !!!! ^_^

Kapan kira-kira kau akan mundur dari posisi manajer MU . . ? Sekali lagi, jangan tersinggung. karena cepat atau lambat keadaan itu pasti terjadi. Tugas pentingmu saat ini saya kira ada dua hal. Pertama, memikirkan bagaimana pose terbaikmu jika nanti patungmu akan dibangun di salah satu sudut Old Trafford sebagaimana Sir matt Busby. Dan yang kedua, --dan yang terpenting-- adalah mempersiapkan nama yang akan mengisi kekosonganmu nanti.

Dalam bayanganku saat ini ada dua nama yang paling kuat untuk itu. Pertama, Carlos Quiroz mantan asistenmu yang pernah kau sebut sebagai 'setengah bagian dari kesuksesan MU'. Kau juga pernah mengatakan kalau dia adalah orang yang paling bisa menerjemahkan keinginanmu di lapangan hijau. Aku sendiri sepakat-sepakat saja. Toh dia sudah menjadi bagian penting dari tim ini.

Nama lain adalah Martin O'Neill. jujur saja, saya punya kekaguman sendiri pada sosok berkacamata ini. Pembawaannya tenang tapi jenius. Dialah yang 'bertanggung jawab' atas penampilan apik Aston Villa dalam beberapa tahun terakhir ini. Aku tahu, dia juga begitu menginginkan posisi ini. Kedatangannya dari Scotlandia ke ranah Premiership memang sengaja untuk memperdalam pengetahuan tentang falsafah United dan kesuksesanmu selama ini. Saya pun akur, jika nanti kiranya dia yang akan maju sebagai suksesormu.....

Ada satu lagi nama yang pantas diselipkan. Kau mungkin akan agak risih saat mendengarnya. Tapi biarlah, akan kusebutkan saja. Namanya JOSE MAURINHO. Kau mungkin ingat, beberapa waktu lalu dia sempat menyeletuk untuk kembali melatih di tanah Inggris, dan pilihannya adalah MU. Aku tak tahu lagi sejauh mana hubunganmu dengan dia. Apakah kalian sudah saling berbaikan satu sama lain.

Bagiku, dia ini bukan pelatih jenius. Tapi dia semacam gelora yang menyatukan. Kau tahu, arogansinya terhadap klub-klub lain selama ini merupakan strategi gemilangnya untuk kepentingan tim ke dalam. Dia sengaja mencari musuh diluar untuk memperkuat ikatan diantara para pemainnya sendiri. Kau mungkin pernah mendengar tentang teori 'Kohesivitas dalam Kelompok'. Bahwa kohesivitas atau ikatan suatu kelompok akan semakin membesar jika kelompok tersebut mendapat ancaman atau intimidasi dari luar. Semakin kuat intimidasi itu maka semakin kuat keterikatan diantara mereka.

Bukti konkretnya bisa terlihat dari Chelsea. Saat itu, dia sukses menyatukan pemain-pemain bintang yg adav di tim itu. Tim ini pun tidak lagi dikenal hanya sebagai kolektor pemain bintang berharga mahal. Tapi juga menjelma menjadi kolektor gelar juara. Kau tahu, bukan perkara mudah menyatukan para pemain bergaji tinggi. Apalagi di tanah Inggris . . . . . .Makanya, sosok Maurinho saya kira, bukan alternatif yang salah khan..?

Terakhir, saya cukup kecewa dengan batalnya kedatangan kalian ke negara ku beberapa waktu lalu. Terlepas dari apa penyebab pembatalan itu, namun yang pasti kalian telah melewatkan seperangkat kejutan yang sudah kupersiapkan. Tapi tak apalah, aku akan menyimpannya, dan kalian masih bisa mendapatkannya jika berkunjung lagi musim depan. Tugasmu sekarang adalah memastikan kalau David Gill masih berkenan untuk menuliskan nama INDONESIA dalam daftar negara tujuan tur pra-musim pada setahun mendatang.

Okey . . Sir..!! saya pikir itu dulu.
setelah ini, mungkin saya akan terus mengirimkanmu lagi surat-surat selanjutnya . . . GLORY-GLORY UNITED !!!!!!!

0 komentar:

Posting Komentar