Jumat, 19 Maret 2010

Kepastian yang Acak


" . . . pada akhirnya kita akan memilih, apakah semua yang terjadi ini hanyalah sebuah 'kecelakaan yang acak', ataukah sebuah 'kepastian yang sudah teratur' dan tersusun dari dahulu. . ."

Penjelasan Prof. John Koestler tentang astrologi fisika akhirnya tiba pada pertanyaan, sekaligus pertarungan paling klasik di jagad keilmuan itu. Bahwa apakah kehidupan ini hanyalah 'sebuah kecelakaan yang acak' ataukan 'keteraturan yang berurut dan pasti' (determinisme). Tapi sekali lagi, dia tidak berani memberikan solusi dan menghamparkan jawaban ke depan kelas yang kritis itu........Kelas pun dibubarkan.

John sendiri, sebenarnya adalah pengikut paham 'keter-acakan'. Dimana semua peristiwa yang terjadi, termasuk pembentukan semesta hanyalah kebetulan semata. Dunia ini berjalan begitu saja, tidak dalam suatu bentuk yang sudah diatur. Begitupula dengan dunia yang tercipta dan menjadi satu-satunya yang --diketahui-- berpenghuni, itu tidak lebih hanya karena dia telah memenuhi syarat-syaratnya. Bukan karena ada sebuah Rancangan besar di dalamnya. Tidak ada yang pernah tahu dunia akan menjadi seperti apa kelak. Karena semua elemen yang beringsut didalamnya tak pernah statis dalam satu garis, tapi terus berkontraksi dalam bentuknya yang rumit.

Yah..., semacam permainan dadu dengan berbagai kemungkinan yang mungkin. Setiap angka mungkin memang mewakili satu hukum hukum alam yang melekat di dalamnya. Namun sayang, angka yang muncul takkan pernah terprediksi. Terlebih saat dia dipertemukan dengan angka dadu lain, maka dia akan memunculkan suatu sebab lain yang merupakan hasil akumulasi dan peleburan dari kedua dadu itu. Dan ketika dia di bawa ke konteks semesta dan kehidupan yang terjadi di dalamnya, maka dadu itu, akan muncul dalam jumlah yang jauuuuhhhh lebih banyak dan kompleks. Semacam melempar trilyunan dadu sekaligus ke tengah sebuah meja dan mulai menghitung-hitung kemungkinan dan kepastian apa yang akan terjadi. Sungguh tak ada suatu rumus pun yang mampu melakukannya. Makanya, orang-orang di garis pandangan ini tak pernah mau memprediksi apa yang terjadi di masa depan

Prof. John Koestler adalah orang yang kukuh dijalan ini, 'jalan keteracakan'. Jalan yang membuat dia menafikan keberadaan 'Sang Maha Perencana dan Maha Pengatur'. Dan diapun menjauh dari ayahnya yang seorang Pastur..(hal yang memang kerap berlaku pada Ilmuwan-ilmuwan alam).

Hingga suatu hari dia, dia menemukan -melalui anaknya-- sebuah kertas tua bertuliskan kombinasi angka-angka yang dibuat 50 tahun silam. Entah bagaimana, dia lalu mengurai semua angka-angka itu dan menemukan bahwa angka-angka itu adalah sebuah catatan tentang masa depan yang 'akurat'. Tentang berbagai macam bencana yang terjadi dan jumlah korban yang disebabkannya. Dan itu tersusun secara berurutan dan beraturan.

Keinginan untuk memperkuat 'temuannya' tentang kombinasi angka-angka itu menuntun dia pada lokasi dan waktu dimana bencana itu terjadi. Sebuah kecelakaan pesawat dan kereta listrik bawah tanah. Dan sekali lagi, tak ada yang meleset dari kombinasi angka-angka itu. Hari dan tanggal yang sama, koordinat yang sama dan jumlah korban yang sama.

Kontan, segenap pandangan kukuhnya tentang 'kehidupan yang acak' tiba-tiba luntur.......Karena pada titik itu dia mengetahui bahwa ada 'masa lalu' yang telah 'mengetahui' peristiwa-peristiwa itu sebelumnya. Entah dengan cara apa..... ... Namun sayang, kelanjutan film ini sendiri tidak menggiring saya ke pemahaman apakah John Koestler tiba-tiba berbalik menjadi seorang penganut determinsme. Menjadi bagian dari orang-orang yang meyakini bahwa alam ini bergerak dalam sebuah garis keteraturan, dengan tahapan-tahapan yang sudah diatur rapih. Dimana kita tinggal menunggu saja, apa-apa lagi yang akan terjadi.

Terus, bagaimana dengan kehidupan. . . ? dan dengan keber-hidupan kita sehari-hari ? Apakah setiap kejadian atau peristiwa yang kita alami sehari-hari ini hanyalah 'sebuah kecelakaan yang acak' ?, ataukah dia 'rangkaian keberurutan yang rapih'..?

Oh..iya, Usai menonton film 'Knowing' ini, saya teringat bahwa beberapa hari terakhir ini ada pikiran yang berkecamuk di kepalaku tentang 'melihat masa depan'. Tentang bagaimana melakukan quantum tanpa harus mengusik ke-kini-anku. Yah... entah kenapa saya tiba-tiba memilih film 'Knowing' ini diantara deru ramai pemikiran tentang 'masa depan' yang berkecamuk di kepalaku pada belakangan ini. Apakah itu terjadi dengan sendirinya, ataukah sudah merupakan desain kehidupan..? Kenapa harus film itu..? kenapa bukan lain..? padahal ada banyak film lain yang tersimpan dalam Laptop-ku ini, dan belum sempat kutonton.

Tapi saya teringat tentang sesuatu yang disebut 'alam bawah sadar'. Bahwa apapun yang mengendap dalam pemikiran kita, akan senantiasa menggiring dan menuntun pergerakan kita ada apa yang kita pikirkan itu. Semacam medan magnet yang akan menarik semua benda untuk mendekatinya. Ibarat Ka'bah sebagai sentrum, maka pergerakan manusia berbaju putih disekitarnya tidak akan jauh darinya. Begitulah yang disebut 'alam bawah sadar'. Dia akan terus mempengaruhi kita menggiring semua pergerakan dan sikap kita untuk tidak jauh darinya.... Sama seperti saya yang beberapa hari ini begitu 'terobsesi' dengan pemikiran tentang masa depan, maka tangan-tanganku kemudian menuntunku untuk memilih film itu, Knowing. Yang bercerita tentang 'kemampuan melihat masa depan'.....

Tapi, bagaimana bisa saya memilih film itu, padahal sungguh saya tak tahu kalau itu ternyata bercerita tentang 'Waktu dan Masa Depan'. Perbuatan 'alam bawah sadar'..? sekedar 'Kecelakaan yang tak disengaja'..? ataukah MERUPAKAN SEBUAH RANGKAIAN KEBER-URUTAN YANG RAPIH...?

Pilihan terakhir sengaja ku huruf-KAPITALKAN, karena kecenderungan itu tengah menggelayut di kepalaku. Mungkin memang banyak 'kebetulan-kebetulan' yang terjadi dalam hidup kita, namun itu adalah sebuah 'kebetulan yang beraturan. Dia tidak akan bergerak sendiri lalu hilang secara tiba-tiba. Tapi dia akan berada pada sebuah alur yang akan menjadi penyebab terjadinya sesuatu yang lain. Hanya dalam konteks seperti itulah sejarah bisa terbangun, dan sejarah bisa ditulis serta dirangkaikan.

Dan misalnya 'kita' dipermukan hari ini, apa penjelasanmu terhadap itu..? bagaimana dengan 'benang kecil' yang ternyata sudah bertaut di masa lampau. Saat jarak itu masih terlalu lebar diantara kita. Kalaupun 'benang kecil' itu ternyata hanyalah 'kecelakaan kecil' yang tak bermakna, tapi kenapa kenapa ceritaku hari ini harus terangkai nama-mu..? Dan bukan dengan yang lain..? Dan jika bukan kau.. terus siapa lagi yang akan datang..?

Sudahlah, tak perlu memaksakan untuk menjawab... Toh, Professor John Koestler saja, sang guru besar Astrophysiscs, tak pernah menemukan Jawaban atas pertanyaan itu......!!!!


*Makassar,
pas Mo Sahur, ngantuk dan pikiran mulai tak lengkap

0 komentar:

Posting Komentar